Dan Aku-

by - 08.32

"... Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan."-- Hanya Isyarat- dewi lestari.

Aku bukan tipikal manusia dan lebih tepatnya- perempuan yang mudah untuk mengatakan bahwa aku merasakan cinta. Cinta yang datang begitu saja tanpa permisi dan merasuk begitu saja kedalam ruang hati yang hampa. Aku tak mudah untuk memuja seorang laki-laki tanpa arah seperti ini. Aku tak mudah untuk tiba-tiba saja menjadi setia seperti ini menunggu tanpa kepastian apa-apa. Tanpa tau. Sendiri. Diam.

Aku juga bukan perempuan yang begitu saja melupakan rasa sakitku dengan mudah. Aku terlalu takut untuk melangkah maju. Diam ditempat sambil mengobati luka ku mungkin lebih baik. Bersama kesendirian dan kesepian akan mengubah semuanya mungkin. Dan aku tak lagi percaya pada cinta.

Cinta itu hanya buat hujan badai ditengah malam sunyi. Cinta itu buat buat warna pelangi kelabu. Cinta itu buat panas matahari ditengah hari bolong sangat terik. Cinta itu ombak ganas dilaut lepas yang menggulungkan semua yg didekatnya. Cinta itu sekali lagi buat aku luka.

"...Tak ada yang muluk dari obat flu dan air putih. Tapi kamu mempertanyakannya seperti putri minta dibuatkan seribu candi dalam semalam."-- Rectoverso Curhat Buat Sahabat- Dewi Lestari.

Lihat saja dan dengar saja semuanya. Tanpa perlu kau berkomentar lebih untuk mendiamkan isak tangisku. Suguhkan saja aku ini beratus-ratus tisu dan bertetes-tetes obat mata. Biarkan saja sampai air mataku diujung penghabisannya. Dan setelah itu, aku bersumpah untuk tak lagi menangis karena alasan apapun.

Setelah aku tak lagi menangis, tak lagi membuang tisu dan obat mata dan kering sudah mataku karena banyaknya airmata yang keluar, aku akan tetap disini. Menanti seorang yang mengulurkan tangannya untuk ku. Membawa aku pergi bersamanya. Menggenggam tanganku dengan erat. Membiarkan aku berjalan disampingnya dengan ujung yang pasti. Dan cukup seorang biasa saja. Tak perlu menggunakan kuda putih. Tak perlu pangeran tampan dari negri dongeng. Tak perlu putra raja dari kerajaan tersohor.

Aku akan menunggu ditempat ini. Tak peduli berapa detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, windu, abad atau dekade sekalipun. Dan aku akan tetap disini sampai kau yang menjemputku. Akan ku biarkan detik tertawa, menit mengoceh dan jam mengasihaniku. Aku tambah tak peduli untuk hari yg ku habiskan, minggu yang tak terasa, bulan yang lewat begitu saja, atau mungkin abad yang menangisi ku. Dan aku pastikan aku tetap disini. Dan terakhir, aku tetap percaya semua akan sangat terlihat indah bila memang waktunya.

You May Also Like

2 komentar

  1. Njrit. Ba-bagussss nyuk tulisanmu :((

    #bighug

    BalasHapus
  2. #pelukbalik
    tulisanmu lbh bagus dan beralur kok sayang :)

    BalasHapus