Salam termanis untuk udara paling sejuk

by - 07.32

Kali ini

Disudut kamar tidurku

Aku masih meringkuk meratapi kesedihanku

Tidak lagi dengan mata bengkak

Airmata yg berlinang

Atau tisu yang berserakan


Semua sudah ku rapikan,

Tempat tidurku yang orang lain kira

Pasti terkena banjir bandang

Sudah kurapikan dan sudah ku keringkan

Semua tisu sudah ku buang ketempatnya

Semua airmata sudah ku hapus

Tapi mata bengkak ku

masih terlihat agak sedikit bengkak

Dan puzzle hatiku masih ku tata rapi

Agar terlihat sempurna seperti kemarin

Sebelum hancur tanpa bentuk


Aku hirup udara disekitarku

Aku bernafas-- masih

Tapi tanpa udara yg saat ini hilang

Udara yang sangat dan paling menyejukkan

Untukku--

Udara yang bisa buat aku bersemangat

Buat aku terus tersenyum

karena ku tahu udara itu masih disekitarku


Tapi saat ini,

Aku bernafas tanpa udara itu-

Tanpa udara yang kemarin

Udara kali ini membuat dadaku sesak

Tapi aku mencoba untuk bertahan

Meski ku tahu

semua organ tubuhku menolak

Dengan halus ataupun dengan tidak sopan


Disudut kamarku

Aku mencoba menghirup kembali

udara disekitarku dengan perlahan--

Merasakan udara yg menyapa

Menikmati udara yg menggoda


Tapi tak ku temukan

Udara yang kemarin

Seperti yang saat itu


Jujur, aku merindukannya

Aku rindu dan sangat sangat rindu

Bukan naif atau munafik

Tapi sungguh aku rindu

Aku menginginkannya lagi

Meski udara itu

sempat membuat dadaku sesak

Dan membuat hidupku seakan berakhir


Kawan,

Tolong rasakan udara disekitar kalian,

Adakah udara yg memiliki ciri

Seperti yang ku katakan tadi?

Tolong rasakan sejenak

Hanya sejenak rasakan udara disekitar kalian


Kalau diantara kalian

Ada yang merasakan udara ku

Sampaikan salam termanis dariku untuk udara paling sejuk itu

Sampaikan rinduku padanya

Dan katakan padanya aku masih seperti yang dulu

Masih seperti aku yg pertama kali ia sapa


Katakan juga padanya,

Jangan pernah ia ragu untuk berhembus

Aku takkan pernah berharap ia kembali

Kau hanya perlu tahu

Kalau aku merindukanmu-- jujur


Disudut kamarku kala itu

Aku mulai beranjak dari posisi dudukku

Dan aku mulai membuka jendela kamarku

Juga mulai membuka pintu kamarku

Yang lama tak kunjung ku buka

Sejak saat itu--

You May Also Like

0 komentar