• Home
  • About
  • Blog
  • Food
  • Travel
  • Beauty
  • Hype
  • Drama-Korea
facebook twitter instagram linkedin

melanoktavia

Pejamkan mata bila ku ingin bernafas lega

Dalam anganku aku berada di satu persimpangan

Jalan yang sulit ku pilih

-          Melly Goeslaw


Malam ini di sudut beranda rumah dengan penerangan lampu seadanya yang tak begitu terang. Ku putarkan lagu legendaris yang tak lekang oleh zaman, Melly Goeslaw yang berjudul Bimbang. Mungkin karena syndrome film AADC2 yang sebentar lagi akan tayang di bioskop setelah 14 tahun Rangga dan Cinta terpisah lautan menunggu satu purnama datang. Atau mungkin karena hal lain. Entahlah, tapi ku rasa angin malam ini terlalu menusuk. Aku ingin menceritakan tentang dia, yang akhir-akhir ini sangat bersemangat, tapi kemarin ku lihat semangatnya memudar. Ku telisik lagi apa penyebabnya, ternyata mimpinya tak terwujud.


Aku tahu sekali rasanya seperti apa. Karena aku pun pernah merasakannya. Ketika kita menginginkan sesuatu, berusaha semaksimal mungkin, tapi ternyata Allah berkata lain.

    “Sometimes the one you want is not the one you need”.

Jadi, apapun hasilnya seharusnya kita bisa menerima dengan ikhlas. Karena Ayahku pernah mengatakan, kunci keberhasilan itu ada 3, yaitu Berusaha semaksimal mungkin, berdo’a tanpa henti dan Ikhlas. Aku juga pernah melihat quote dari Bung Karno:

    “Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”

Ku elus pundaknya seketika ia menangis terisak sangat keras. Aku tak lagi tahu apa yang harus aku katakan untuk meredakan suara tangisnya. Atau ku biarkan saja tangisnya meledak-ledak agar sesak di dadanya tak lagi menyiksa batinnya. Yang aku tahu selama ini, hatinya sangat kuat, tak mudah rapuh. Tapi bagaimana bisa ia serapuh ini karena hal yang biasa ia dapati sebelumnya?


Karena aku tahu, sebelumnya, ia pun juga pernah bercerita hal seperti ini. Berusaha semaksimal mungkin menurutnya, berdo’a kemudian mengikhlaskan hasilnya. Dan kekuatannya membuat ku iri. Entah apalagi yang membuatnya menjadi seperti ini. Ku usap-usap pundaknya. Ku elus-elus kepalanya. Sesekali ku peluk ia kemudian ku lepaskan. Tapi tamgisnya tak kunjung mereda. Aku tau dia. Seharusnya dia kuat. Tak serapuh ini. Tapi sepertinya ia mulai tak kuat untuk menahan segala yang ia pendam selama ini.


Aku memang sok tau. Ku bilang sedari tadi aku tau, aku tau dia. Tapi apa? Ternyata aku tak tau apa-apa. Ternyata apa yang ia ceritakan kepada ku tak semuanya ia ceritakan. Lebih banyak ia pendam sendiri segala ceritanya, yang ia ceritakan padaku tak ada setengah apa yang ia rasakan. Hanya secuil mungkin.


Dan kata yang tiba-tiba ia ucapkan dalam isakannya adalah “bimbang”.


Ku elus lagi pundaknya, tak dapat ku keluarkan kata-kata untuk menghiburnya atau pun sedikit meredakan isakan tangisnya. Ketika semua yang ia yakini, dan saat ini aku tau apa yang ia rasakan.


"Bimbang".
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

“Terkadang kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu
sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu”
RA Kartini

Tepat hari kamis ini jatuh pada tanggal 21 April, dimana hari ini merupakan tanggal kelahiran RA Kartini. Beliau merupakan pahlawan wanita Indonesia yang mempelopori kebangkitan perempuan di pribumi. Setiap tahunnya, pada tanggal ini semua perempuan di negeri ini memperingati bangkitnya emansipasi wanita. Dari siswa TK hingga teman-teman yang sudah bekerja pun memperingatinya, biasanya pada tanggal 21 April ini, setiap wanita menggunakan kebaya, berkonde dan berbaju adat. Google pun memperingati hari kartini dengan menampilkan doodle RA Kartini. Hujan angin tak menghalangi untuk menunjukkan rasa bangganya terhadap Ibu Kartini. Semua social media penuh dengan postingan upload photo masing-masing si empunya akun yang ikut serta memperingati Hari Ibu Kartini di Instansinya masing-masing. Sayang, hujan membuat saya tidak dapat bergerak keluar rumah karena terjebak akses jalan yang sudah tergenang air. Jadi, saya hanya bisa melihat postingan teman-teman menggunakan kebaya yang sudah mereka persiapkan sebelumnya. Cantik- cantik sekali loh mereka.

Tidak hanya berhenti dengan menggunakan baju adat ataupun kebaya saja, tapi apa sebenarnya kita tahu bagaimana perjalanan hidup ibu RA Kartini? Apakah beliau juga ikut berperang? Dan Kenapa hari kelahirannya bisa ditetapkan sebagai hari besar?

Tak sedikit yang hanya tahu, RA Kartini merupakan pahlawan wanita Indonesia yang berjuang menegakkan kesetaraan gender dan emansipasi perempuan.

“Ketahuilah bahwa adat negeri kami melarang keras gadis-gadis keluar rumah. Ketika saya berusia 12 tahun lalu saya ditahan di rumah; saya mesti masuk tutupan, saya dikurung di dalam rumah seorang diri sunyi senyap terasing dari dunia luar. Saya tiada boleh keluar ke dunia itu lagi bila tiada serta dengan seorang suami, seorang laki-laki yang asing sama sekali bagi kami, dipilih oleh orang tua kami untuk kami, dikawinkan dengan kami, sebenarnya tiada setahu kami.” 
(Surat Kartini kepada Zeehandelaar, 25 Mei 1899)

Nah singkat cerita, RA Kartini lahir dari keluarga bupati jepara. Beliau hidup berkecukupan dari kehidupan seri-hari hingga pendidikannya. Beliau bukan merupakan pahlawan yang ikut berperang melawan penjajah, tapi beliau berjuang melalui ide-idenya yang menginspirasi kaum wanita untuk memeperjuangkan kesetaraan gender. Yang dimana pada masa RA Kartini kaum perempuan tidak mendapatkan pendidikan yang tinggi, tidak adanya kesetaraan gender antara kaum laki-laki dan perempuan juga kaum perempuan harus melalui masa pingitan dan tidak bebas untuk memilih. RA Kartini mengirimkan surat kepada sahabat penanya yang berisikan harapan untuk memperoleh pertolongan dari luar untuk memajukan kaum perempuan jawa.

“Jalan kehidupan gadis Jawa itu sudah dibatasi dan diatur menurut pola tertentu. Kami tidak boleh mempunyai cita-cita. Satu-satunya impian yang boleh kami kandung ialah, hari ini atau besok dijadikan istri yang kesekian dari seorang pria. Saya tantang siapa yang dapat membantah ini. Dalam masyarakat Jawa persetujuan pihak wanita tidak perlu. Ia juga tidak perlu hadir pada upacara akad nikah. Ayahku misalnya bisa saja hari ini memberi tahu padaku: Kau sudah kawin dengan si anu. Lalu aku harus ikut saja dengan suamiku. Atau aku juga bisa menolak, tetapi itu malahan memberi hak kepada suamiku untuk mengikat aku seumur hidup tanpa sesuatu kewajiban lagi terhadap aku. Aku akan tetap istrinya, juga jika aku tidak mau ikut. Jika ia tidak mau menceraikan aku, aku terikat kepadanya seumur hidup. Sedang ia sendiri bebas untuk berbuat apa saja terhadap aku. Ia boleh mengambil beberapa istri lagi jika ia mau tanpa menanyakan pendapatku. Dapatkah keadaan seperti ini dipertahankan, Stella?”
(surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar, 6 November 1899)

Namun pada akhirnya RA Kartini tetap mengikuti adat istiadat dan permintaan ayah nya ketika diminta untuk menikah dengan pilihan sang ayah, yaitu menikah dengan bupati dari Rembang. Setelah beliau menanggalkan egonya untuk memilih menikah muda daripada berkarir, ternyata  RA Kartini memiliki suami yang mengerti dan mendukung keinginannya untuk mendirikan sekolah khusus kaum wanita.

“… andaikata aku jatuh di tengah-tengah perjalananku, aku akan mati bahagia, sebab bagaimanapun jalannya telah terbuka, dan aku telah ikut membantu membuka jalan itu yang menuju kepada kemerdekaan dan kebebasan Wanita Jawa (*baca: wanita Indonesia)”
 - DDTL halaman 81

RA Kartini meninggal pada usia 25 tahun tepatnya pada tanggal 17 September 1904 . beliau meninggal setelah 3 hari melahirkan putra pertamanya yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat pada tanggal 13 September 1904.

“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan, bukan sekali-kali, karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya, tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya; menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.”
(Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya pada 4 oktober 1902)

Namun, jasanya tetap kami kenang sampai saat ini. Perjuangannya masih di teruskan. Perempuan Indonesia juga berhak mendapatkan pendidikan tinggi. Perempuan berhak mengeluarkan pendapatnya. Perempuan juga berhak memilih karir sesuai keinginannya. Meskipun kodratnya menjadi seorang istri dan seorang ibu, Dian Sastrowardoyo juga pernah mengutip quote yang menurut saya sangat menginspirasi juga.

“Entah akan berkarir atau berumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu. Ibu-ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas.”
 – Dian Sastrowardoyo

Karena berjuang tidak harus angkat senjata, berjuang tidak harus ada pertumpahan darah dan berjuang tidak harus dengan menunjukkan kekuatan fisik. RA Kartini berjuang dengan ide-idenya dan gagasannya untuk emansipasi wanita dan menjadikan RA Kartini menjadi salah satu pahlawan Indonesia. Bapak W.R. Supratman juga menciptakan lagu berjudul “Ibu Kita Kartini” sebagai salah satu lagu nasional Indonesia.

Selamat hari kartini untuk seluruh wanita Indonesia.
Wanita berhak mendapatkan pendidikan yang tinggi.


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me



Holla, saya Melan. Kuli coding yang merangkap sebagai penulis diblog ini. Selain berbagi rasa, disini saya juga berbagi info-info menarik loh. Semoga bermanfaat buat temen-temen semuanya. Selamat membaca dan menikmati. Terima kasih, salam manis dan hangat ♥

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • Instagram

Categories

berbagimanisan foodhunter manisanmanis travelling

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (8)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
  • ►  2017 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Maret (1)
  • ▼  2016 (9)
    • ►  Agustus (1)
    • ▼  April (2)
      • Suara Hatinya
      • Selamat Hari Kartini untuk kami, Perempuan Indonesia
    • ►  Maret (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2015 (7)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2014 (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (3)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2011 (11)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2010 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juli (2)

View

Friends

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose