Selamat Hari Kartini untuk kami, Perempuan Indonesia
“Terkadang kesulitan
harus kamu rasakan terlebih dulu
sebelum kebahagiaan
yang sempurna datang kepadamu”
RA Kartini
Tepat hari kamis ini jatuh pada tanggal 21
April, dimana hari ini merupakan tanggal kelahiran RA Kartini. Beliau merupakan
pahlawan wanita Indonesia yang mempelopori kebangkitan perempuan di pribumi. Setiap
tahunnya, pada tanggal ini semua perempuan di negeri ini memperingati
bangkitnya emansipasi wanita. Dari siswa TK hingga teman-teman yang sudah
bekerja pun memperingatinya, biasanya pada tanggal 21 April ini, setiap wanita
menggunakan kebaya, berkonde dan berbaju adat. Google pun memperingati hari
kartini dengan menampilkan doodle RA Kartini. Hujan angin tak menghalangi untuk
menunjukkan rasa bangganya terhadap Ibu Kartini. Semua social media penuh
dengan postingan upload photo masing-masing si empunya akun yang ikut serta
memperingati Hari Ibu Kartini di Instansinya masing-masing. Sayang, hujan
membuat saya tidak dapat bergerak keluar rumah karena terjebak akses jalan yang
sudah tergenang air. Jadi, saya hanya bisa melihat postingan teman-teman
menggunakan kebaya yang sudah mereka persiapkan sebelumnya. Cantik- cantik
sekali loh mereka.
Tidak hanya berhenti dengan menggunakan baju
adat ataupun kebaya saja, tapi apa sebenarnya kita tahu bagaimana perjalanan
hidup ibu RA Kartini? Apakah beliau juga ikut berperang? Dan Kenapa hari
kelahirannya bisa ditetapkan sebagai hari besar?
Tak sedikit yang hanya tahu, RA Kartini
merupakan pahlawan wanita Indonesia yang berjuang menegakkan kesetaraan gender
dan emansipasi perempuan.
“Ketahuilah
bahwa adat negeri kami melarang keras gadis-gadis keluar rumah. Ketika saya
berusia 12 tahun lalu saya ditahan di rumah; saya mesti masuk tutupan, saya
dikurung di dalam rumah seorang diri sunyi senyap terasing dari dunia luar.
Saya tiada boleh keluar ke dunia itu lagi bila tiada serta dengan seorang
suami, seorang laki-laki yang asing sama sekali bagi kami, dipilih oleh orang
tua kami untuk kami, dikawinkan dengan kami, sebenarnya tiada setahu
kami.”
(Surat
Kartini kepada Zeehandelaar, 25 Mei 1899)
Nah singkat cerita, RA Kartini lahir dari
keluarga bupati jepara. Beliau hidup berkecukupan dari kehidupan seri-hari
hingga pendidikannya. Beliau bukan merupakan pahlawan yang ikut berperang
melawan penjajah, tapi beliau berjuang melalui ide-idenya yang menginspirasi
kaum wanita untuk memeperjuangkan kesetaraan gender. Yang dimana pada masa RA
Kartini kaum perempuan tidak mendapatkan pendidikan yang tinggi, tidak adanya
kesetaraan gender antara kaum laki-laki dan perempuan juga kaum perempuan harus
melalui masa pingitan dan tidak bebas untuk memilih. RA Kartini mengirimkan
surat kepada sahabat penanya yang berisikan harapan untuk memperoleh
pertolongan dari luar untuk memajukan kaum perempuan jawa.
“Jalan
kehidupan gadis Jawa itu sudah dibatasi dan diatur menurut pola tertentu. Kami
tidak boleh mempunyai cita-cita. Satu-satunya impian yang boleh kami kandung
ialah, hari ini atau besok dijadikan istri yang kesekian dari seorang pria.
Saya tantang siapa yang dapat membantah ini. Dalam masyarakat Jawa persetujuan
pihak wanita tidak perlu. Ia juga tidak perlu hadir pada upacara akad nikah.
Ayahku misalnya bisa saja hari ini memberi tahu padaku: Kau sudah kawin dengan
si anu. Lalu aku harus ikut saja dengan suamiku. Atau aku juga bisa menolak,
tetapi itu malahan memberi hak kepada suamiku untuk mengikat aku seumur hidup
tanpa sesuatu kewajiban lagi terhadap aku. Aku akan tetap istrinya, juga jika
aku tidak mau ikut. Jika ia tidak mau menceraikan aku, aku terikat kepadanya
seumur hidup. Sedang ia sendiri bebas untuk berbuat apa saja terhadap aku. Ia
boleh mengambil beberapa istri lagi jika ia mau tanpa menanyakan pendapatku.
Dapatkah keadaan seperti ini dipertahankan, Stella?”
(surat
Kartini kepada Stella Zeehandelaar, 6 November 1899)
Namun pada akhirnya RA Kartini tetap
mengikuti adat istiadat dan permintaan ayah nya ketika diminta untuk menikah
dengan pilihan sang ayah, yaitu menikah dengan bupati dari Rembang. Setelah
beliau menanggalkan egonya untuk memilih menikah muda daripada berkarir, ternyata
RA Kartini memiliki suami yang mengerti
dan mendukung keinginannya untuk mendirikan sekolah khusus kaum wanita.
“… andaikata
aku jatuh di tengah-tengah perjalananku, aku akan mati bahagia, sebab
bagaimanapun jalannya telah terbuka, dan aku telah ikut membantu membuka jalan
itu yang menuju kepada kemerdekaan dan kebebasan Wanita Jawa (*baca: wanita
Indonesia)”
- DDTL halaman 81
RA Kartini meninggal pada usia 25 tahun
tepatnya pada tanggal 17 September 1904 . beliau meninggal setelah 3 hari
melahirkan putra pertamanya yang bernama Soesalit
Djojoadhiningrat pada tanggal 13 September 1904.
“Kami di sini memohon diusahakan
pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan, bukan sekali-kali, karena kami
menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan
hidupnya, tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum
wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya; menjadi ibu, pendidik
manusia yang pertama-tama.”
(Surat Kartini kepada Prof. Anton dan
Nyonya pada 4 oktober 1902)
Namun, jasanya tetap kami kenang sampai saat
ini. Perjuangannya masih di teruskan. Perempuan Indonesia juga berhak
mendapatkan pendidikan tinggi. Perempuan berhak mengeluarkan pendapatnya.
Perempuan juga berhak memilih karir sesuai keinginannya. Meskipun kodratnya
menjadi seorang istri dan seorang ibu, Dian Sastrowardoyo juga pernah mengutip
quote yang menurut saya sangat menginspirasi juga.
“Entah akan
berkarir atau berumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena
ia akan menjadi ibu. Ibu-ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas.”
– Dian Sastrowardoyo
Karena berjuang tidak harus angkat senjata,
berjuang tidak harus ada pertumpahan darah dan berjuang tidak harus dengan
menunjukkan kekuatan fisik. RA Kartini berjuang dengan ide-idenya dan
gagasannya untuk emansipasi wanita dan menjadikan RA Kartini menjadi salah satu
pahlawan Indonesia. Bapak W.R. Supratman juga menciptakan lagu berjudul “Ibu
Kita Kartini” sebagai salah satu lagu nasional Indonesia.
Selamat hari kartini untuk seluruh wanita
Indonesia.
Wanita berhak mendapatkan pendidikan yang
tinggi.
0 komentar