• Home
  • About
  • Blog
  • Food
  • Travel
  • Beauty
  • Hype
  • Drama-Korea
facebook twitter instagram linkedin

melanoktavia



“kenapa sih ya kalo pertama kenalan sama orang pasti yang ditanya asalnya dari mana, asli mana, orangtuanya darimana? Selalu aja gitu”
“yakan pasti yang ditanya bibit, bobot, bebet bukan bebet, bobot, bibit mas, bibit kan asal usul kita dari mana, bobot itu kan dari diri kita sendiri, bebet tuh apa ya?”
“oh gitu toh, iya juga sih de, bebet apa ya?”
“soto bebet? Ah jadi laper” *jadi salah fokus*
 
Ketika pertama kali bertemu atau berkenalan dengan orang tua pacar atau calon pendamping hidup pasti yang pertama kali ditanyakan adalah “asalnya darimana mbak/mas? “ atau “ibu dan bapak asli mana mbak/mas?“. Apalagi kalau ternyata si pacar adalah orang jawa, pasti gak akan kelewatan pertanyaan kayak gitu.

Kenapa sih emangnya sama orang jawa? Apalagi kalau yang pacaran sama orang jawa, “kenapa sih bapak ibu kamu nanyainnya asal usul orang tua ku? Kan yang pacaran kita? “- bales aja dengan “emang mau pacaran aja? Gak mau punya tujuan” karena dengan begitu setiap pasangan akan berpikir lagi apa Cuma main-main atau serius. Apalagi kalau cowok, bukti keseriusan juga tuh.

Berkenaan dengan pasangan hidup, orang Jawa sangat berhati-hati – meski tidak terlalu selektif – dalam mencari siapa yang akan bersanding sebagai garwo (sigare nyowo) ing geghayu bahteraning orep (dalam mengarungi bahtera kehidupan) dalam kesetiaan sampai kiki nini koyo’ mimi lan mintuna.
Bibit, bobot, bebet menjadi satu usaha untuk memfilter berbagai kemungkinan yang buruk dalam memilih calon menantu. Ada banyak pilihan di dunia ini, setiap orang memiliki hak untuk memilih dan menentukan hidupnya, termasuk memilih calon anggota keluarga.

http://orig02.deviantart.net/2880/f/2012/230/d/a/busana_pengantin_adat_jawa_by_karenivaa-d5bioxt.jpg 

http://orig02.deviantart.net/2880/f/2012/230/d/a/busana_pengantin_adat_jawa_by_karenivaa-d5bioxt.jpg



Yuk, cari tau arti “bibit, bebet, bobot” yang sering kita denger.

Bibit dalam bahasa jawa bisa diartikan sebagai benih atau asal-usul keturunan. Dalam memilih calon menantu biasanya orang tua akan melihat latar belakang keluarga orang yang dipilihnya, siapa orang tuanya, apa profesinya, dan bagaimana perilakunya di masyarakat. Tidak dapat dipungkiri, orang tua akan merasa lebih bangga jika anaknya dapat dipersunting oleh keluarga yang baik-baik, terhormat, dan “orang penting” di daerahnya. Meski hal ini bukan ukuran yang mutlak namun masih banyak dilakukan oleh para orang tua hingga kini. (sumber: http://kesolo.com/bibit-bebet-bobot-pertimbangan-memilih-menantu/)


Istilah bobot secara harfiah berarti “berat” dan dapat dimaknai sebagai tinggi-rendahnya kualitas diri seseorang. Kualitas disini terkait erat dengan kualitas lahir-batin seseorang yang akan dijadikan sebagai pendamping hidup putra-putrinya. Dengan kriteria ini, biasanya orang tua akan melihat kualitas fisik seseorang (Jangkeping Warni), kualitas keimanan dan hati yang baik (Rahayu ing Mana), sopan santun dalam berperilku (mengerti tata krama) dan memiliki kecakapan hidup (wasis). (sumber: http://kesolo.com/bibit-bebet-bobot-pertimbangan-memilih-menantu/)


Bebet dapat dimaknai sebagai status ekonomi seseorang. Status ini manjadi salah satu pertimbangan para orang tua karena dalam kehidupan rumah tangga ekonomi menjadi kebutuhan dasar manusia. Dengan status ekonomi yang mapan biasanya anak yang akan dinikahkan juga akan senang dan orang tua menjadi tenang. (sumber: http://kesolo.com/bibit-bebet-bobot-pertimbangan-memilih-menantu/)

Selain dimaknai dengan status ekonomi, Bebet merupakan status sosial (harkat, martabat, prestige). Filosofi Jawa memposisikannya dalam urutan ketiga. Bebet ini memang penting tapi tidak terlalu penting. Dalam filosofi Jawa mengatakan, “Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman”, (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi). Tetapi, apa salahnya kalau status sosial sesorang juga menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan calon menantu. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa status sosial juga merupakan kebutuhan dasar manusia. (sumber: http://beritanuansa.wordpress.com/2013/10/24/memahami-kriteria-bobot-bibit-bebet-dalam-mencari-jodoh/)



Jadi, gak usah heran dan bertanya-tanya, kenapa selalu mendapat pertanyaan seperti itu ketika berkenalan dengan keluarga jawa. semoga sharing ini dapat bermanfaat.

Salam manis



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Seperti sebelumnya yang pernah saya uturakan, bahwa sebenarnya niat berbagi hari-hari sudah muncul sejak lama, namun entah kenapa jari-jari lentik ini belum tergerakkan untuk menari-nari diatas keyboard. Dan akhirnya setelah men-“scroll” foto-foto diinstagram, pada postingan kali ini ingin berbagi “setengah hari di Purwakarta”.

Baiklah, bermula dari gengges gengges semasa kuliah yang udah fix banget gak pernah ketemu semenjak lulus, akhirnya memutuskan untuk meet up ke karawang, ketempat salah satu anggota gengges ini. Awalnya berniat untuk menikmati indahnya pegunungan, tapi apa daya “makan gak makan yang penting kumpul”-lah ya.

Hari minggu kala itu, berawal dengan mendarat di karawang, kemudian setelah menjarah makanan dirumah mala, langsung melanjutkan perjalanan ke purwakarta. Oh iya penting gak ya menyebutkan nama-nama gengges yang ikut? Hahaha pentinglah ya, yaudah sebutin aja deh ya, ada mala, sanny dan eka.




Selanjutnya, tempat pertama yang kami kunjungi adalah masjid agung purwakarta.
1.       Masjid Agung Purwakarta
Kenapa kami kesini? Karena sesampainya kami di Purwakarta pas adzan Ashar, kami pun menunaikan sholat Ashar di masjid agung purwakarta. Mesjidnya bagus dan luas, tempatnya dekat dengan alun-alun purwakarta. Sewaktu kami kesana, kebetulan bersamaan dengan kelompok pengajian ibu-ibu sehingga ramai dengan ibu-ibu dan anak-anak yang mengenakan pakaian gamis putih-putih. Setelah searching di google ternyata di belakang masjid ini terdapat makam Syekh Baing Yusuf, beliau merupakanpengelola Masjid Agung Purwakarta. Mungkin ibu-ibu pengajian tersebut selesai berziarah ke makam.

Tempat berwudhunya lumayan banyak, airnya dingin banget. Apalagi cuaca purwakarta kala itu sedang panas panasnya. jadi berasa adeeeemmmmm.

Didepan masjid juga banyak orang berdagang makanan-makanan loh. Jadi kalau bekel-nya abis gak perlu khawatir.


2.       Alun-alun Purwakarta
Pas sekali didepan masjid agung Purwakarta terdapat alun-alun Purwakarta yang indah. Kami pun memasuki alun-alun untuk berfoto-foto meskipun matahari sangat terik padahal sudah sore hari.




Ketika awal memasuki alun-alun, mata kita disuguhi dengan  kolam air mancur yang indah dengan patung kujang yang berdiri gagah ditengahnya. Kolam air mancur tersebut terdapat dua, yaitu di sisi kanan dan di sisi kiri. Tamannya indah mengelilingi alun-alun.




Di alun-alun banyak juga patung maung yang menjadi khasnya orang jawa barat loh.

3.       Waduk Jatiluhur
Menjelang matahari terbenam, kami akhirnya memutuskan melihat sunset di waduk jatiluhur. Berbekal gps yang ada, akhirnya sampai juga disini.





Sebelumnya, saya juga pernah ke waduk jatiluhur bersama keluarga besar, waktu itu saya sekeluarga ke waduk jatiluhur saat siang hari. Ketika itu saya naik kapal pesiar yang disediakan oleh pihak pengelola kawasan wisata. Seru sekali. Ini dia waktu saya bersama keluarga besar ke waduk jatiluhur:



Dan kali ini saya kembali kesini saat sunset bersama gengges gengges. Ternyata waduk jatiluhur ketika sunset tidak kalah indahnya. Rasanya ingin berlama-lama disini tapi hari makin gelap dan kami harus segera pulang~


Sebenarnya masih banyak lagi objek-objek wisata yang dapat dikunjungi di Purwakarta. Tapi, apalah daya kami, waktu sudah malam, dan besok hari senin.

                                                  


Sekian jalan-jalan setengah hari di Purwakarta-nya. mampir yuk ke Purwakarta :)


Salam manis.




Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Akhirnya, setelah setahun lebih nimbun sarang laba-laba di blog, sekarang saya kembali. Pertarungan dengan skripsi, pencarian kerja dan akhirnya malah sibuk sendiri setelah dapet kerjaan dan sekarang waktunya menghidupkan kembali blog ini.

Sebenernya sih draft tulisan udah banyak tersimpan hanya tinggal diposting, tapi entah kenapa ada saja waktunya yang tidak pas. 

Sebenernya juga sih mau merapikan desain blog supaya lebih enak dilihat dan dibaca. Tapi apa daya baru hari ini memantapkan hati bertanggung jawab kembali kepada blog ini. 

Peralihan judul blog dari “server not found” menjadi “jejak-jejak manis”-pun sebenarnya menjadi suatu pergolakan batin. Mencari judul yang pas, memikirkan apa saja yang akan menjadi isi dari blog ini dan menjadikan blog ini lebih bermanfaat lagi untuk sahabat semua. Ya, tidak hanya sekedar “menggalaukan” sahabat semua seperti beberapa tahun belakangan ini hehe 

Dan akhirnya sampailah pada ketetapan hati akan desain dan isi-isi blog yang akan dibagikan. Meskipun mungkin nantinya akan ada tambahan atau perubahan.

Oke baiklah, karena tulisan ini dibuat dikantor dengan kondisi para bos sedang meeting, tulisan penanda bahwa blog ini sudah hidup kembali saya akhiri dengan banyak harapan blog ini lebih bermanfaat untuk sahabat semua. sampai bertemu di postingan berikutnya.

Salam manis.
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Newer Posts
Older Posts

About me



Holla, saya Melan. Kuli coding yang merangkap sebagai penulis diblog ini. Selain berbagi rasa, disini saya juga berbagi info-info menarik loh. Semoga bermanfaat buat temen-temen semuanya. Selamat membaca dan menikmati. Terima kasih, salam manis dan hangat ♥

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • Instagram

Categories

berbagimanisan foodhunter manisanmanis travelling

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (8)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
  • ►  2017 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2016 (9)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Januari (4)
  • ▼  2015 (7)
    • ►  Desember (3)
    • ▼  November (3)
      • "Orangtua mu asli mana mas?"
      • Jalan-jalan ke Purwakarta yuk!
      • hello ...
    • ►  Januari (1)
  • ►  2014 (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (3)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2011 (11)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2010 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juli (2)

View

Friends

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose