"Orangtua mu asli mana mas?"

by - 17.30



“kenapa sih ya kalo pertama kenalan sama orang pasti yang ditanya asalnya dari mana, asli mana, orangtuanya darimana? Selalu aja gitu”
“yakan pasti yang ditanya bibit, bobot, bebet bukan bebet, bobot, bibit mas, bibit kan asal usul kita dari mana, bobot itu kan dari diri kita sendiri, bebet tuh apa ya?”
“oh gitu toh, iya juga sih de, bebet apa ya?”
“soto bebet? Ah jadi laper” *jadi salah fokus*
 
Ketika pertama kali bertemu atau berkenalan dengan orang tua pacar atau calon pendamping hidup pasti yang pertama kali ditanyakan adalah “asalnya darimana mbak/mas? “ atau “ibu dan bapak asli mana mbak/mas?“. Apalagi kalau ternyata si pacar adalah orang jawa, pasti gak akan kelewatan pertanyaan kayak gitu.

Kenapa sih emangnya sama orang jawa? Apalagi kalau yang pacaran sama orang jawa, “kenapa sih bapak ibu kamu nanyainnya asal usul orang tua ku? Kan yang pacaran kita? “- bales aja dengan “emang mau pacaran aja? Gak mau punya tujuan” karena dengan begitu setiap pasangan akan berpikir lagi apa Cuma main-main atau serius. Apalagi kalau cowok, bukti keseriusan juga tuh.

Berkenaan dengan pasangan hidup, orang Jawa sangat berhati-hati – meski tidak terlalu selektif – dalam mencari siapa yang akan bersanding sebagai garwo (sigare nyowo) ing geghayu bahteraning orep (dalam mengarungi bahtera kehidupan) dalam kesetiaan sampai kiki nini koyo’ mimi lan mintuna.
Bibit, bobot, bebet menjadi satu usaha untuk memfilter berbagai kemungkinan yang buruk dalam memilih calon menantu. Ada banyak pilihan di dunia ini, setiap orang memiliki hak untuk memilih dan menentukan hidupnya, termasuk memilih calon anggota keluarga.

http://orig02.deviantart.net/2880/f/2012/230/d/a/busana_pengantin_adat_jawa_by_karenivaa-d5bioxt.jpg 

http://orig02.deviantart.net/2880/f/2012/230/d/a/busana_pengantin_adat_jawa_by_karenivaa-d5bioxt.jpg



Yuk, cari tau arti “bibit, bebet, bobot” yang sering kita denger.

Bibit dalam bahasa jawa bisa diartikan sebagai benih atau asal-usul keturunan. Dalam memilih calon menantu biasanya orang tua akan melihat latar belakang keluarga orang yang dipilihnya, siapa orang tuanya, apa profesinya, dan bagaimana perilakunya di masyarakat. Tidak dapat dipungkiri, orang tua akan merasa lebih bangga jika anaknya dapat dipersunting oleh keluarga yang baik-baik, terhormat, dan “orang penting” di daerahnya. Meski hal ini bukan ukuran yang mutlak namun masih banyak dilakukan oleh para orang tua hingga kini. (sumber: http://kesolo.com/bibit-bebet-bobot-pertimbangan-memilih-menantu/)


Istilah bobot secara harfiah berarti “berat” dan dapat dimaknai sebagai tinggi-rendahnya kualitas diri seseorang. Kualitas disini terkait erat dengan kualitas lahir-batin seseorang yang akan dijadikan sebagai pendamping hidup putra-putrinya. Dengan kriteria ini, biasanya orang tua akan melihat kualitas fisik seseorang (Jangkeping Warni), kualitas keimanan dan hati yang baik (Rahayu ing Mana), sopan santun dalam berperilku (mengerti tata krama) dan memiliki kecakapan hidup (wasis). (sumber: http://kesolo.com/bibit-bebet-bobot-pertimbangan-memilih-menantu/)


Bebet dapat dimaknai sebagai status ekonomi seseorang. Status ini manjadi salah satu pertimbangan para orang tua karena dalam kehidupan rumah tangga ekonomi menjadi kebutuhan dasar manusia. Dengan status ekonomi yang mapan biasanya anak yang akan dinikahkan juga akan senang dan orang tua menjadi tenang. (sumber: http://kesolo.com/bibit-bebet-bobot-pertimbangan-memilih-menantu/)

Selain dimaknai dengan status ekonomi, Bebet merupakan status sosial (harkat, martabat, prestige). Filosofi Jawa memposisikannya dalam urutan ketiga. Bebet ini memang penting tapi tidak terlalu penting. Dalam filosofi Jawa mengatakan, “Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman”, (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi). Tetapi, apa salahnya kalau status sosial sesorang juga menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan calon menantu. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa status sosial juga merupakan kebutuhan dasar manusia. (sumber: http://beritanuansa.wordpress.com/2013/10/24/memahami-kriteria-bobot-bibit-bebet-dalam-mencari-jodoh/)



Jadi, gak usah heran dan bertanya-tanya, kenapa selalu mendapat pertanyaan seperti itu ketika berkenalan dengan keluarga jawa. semoga sharing ini dapat bermanfaat.

Salam manis



You May Also Like

0 komentar