Ngeuyeuk Seureuh - Raisa & Hamish

by - 22.36

Yaya sapaan hangat untuk Raisa, the best singer on planet (Menurut Hamish hehe), Lusa lalu, 29 Agustus 2017 mengadakan acara pengajian, siraman dan acara adat sebelum melangsungkan pernikahannya bersama Hamish Daud. Pelantun lagu "Usai disini" tersebut menggunakan ritual adat sunda Ngeuyeuk Seureuh. Saya pun yang merupakan keturunan jawa, kurang paham dengan ritual adat ini. Tapi setelah foto-foto di instagram dan medsos lainnya memamerkan kemesraan kak yaya dan bang hamish, Baper yang berujung kepolah jadinya. 



Apasih Ngeuyeuk seureuh? 
Jadi, menurut wikipedia, Ngeuyeuk seureuh biasanya diselenggarakan sehari sebelum akad nikah, dapat juga pada sore hari atau malam hari setelah akad nikah, dirumah orang tua pengantin wanita. Pelaksananaanya dipimpin oleh seorang wanita yang telah berumur yang disebut pangeuyeuk. Acara adat ini biasanya dihadiri oleh: Kedua orang tua calon pengantin, keluarga terdekat yang sudah berkeluarga atau dewasa dan orang yang sudah berumur dan dianggap perlu.

Dikutip dari bridestory, Prosesi ini merupakan simbol permintaan restu kedua calon mempelai kepada orangtua masing-masing. Restu, nasihat dan doa yang mengiringi langkah keduanya menuju gerbang pernikahan pun lantas diberikan lewat berbagai benda-benda yang dihadirkan oleh sang pemandu adat. Tak sedikit benda-benda yang dihadirkan dalam prosesi adat ini, biasanya terdiri dari bahan dan alat yang mengandung simbol-simbol. Pada setiap tempat, perlengkapan ritual ini berbeda-beda, tapi sirih merupakan bahan terpenting dalam prosesi ini.



Mau tau tahapan acaranya? 
Seperti dilansir dari salangit.wordpress.com, tahapan yang dilakukan yaitu:
1. Nini Pangeuyeuk memberikan 7 helai benang kanteh sepanjang 2 jengkal kepada kedua calon mempelai. Sambil duduk menghadap dan memegang ujung-ujung benang, kedua mempelai meminta izin untuk menikah kepada orangtua mereka. 
2. Kemudian Pangeuyeuk membawakan Kidung berisi permohonan dan doa kepada Tuhan sambil nyawer (menaburkan beras sedikit-sedikit) kepada calon mempelai, simbol harapan hidup sejahtera bagi sang mempelai. 
3. Calon mempelai dikeprak (dipukul pelan-pelan) dengan sapu lidi, diiringi nasihat untuk saling memupuk kasih sayang. 
4. Kain putih penutup pangeuyeukan dibuka, melambangkan rumah tangga yang bersih dan tak ternoda. Menggotong dua perangkat pakaian di atas kain pelekat; melambangkan kerjasama pasangan calon suami istri dalam mengelola rumah tangga. 
5. Calon pengantin pria membelah mayang jambe dan buah pinang. Mayang jambe melambangkan hati dan perasaan wanita yang halus, buah pinang melambangkan suami istri saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri. Selanjutnya calon pengantin pria menumbuk alu ke dalam lumping yang dipegang oleh calon pengantin wanita. 
6. Membuat lungkun, yakni berupa dua lembar sirih bertangkai berhadapan digulung menjadi satu memanjang, lalu diikat benang. Kedua orangtua dan tamu melakukan hal yang sama, melambangkan jika ada rezeki berlebih harus dibagikan. 
7. Diaba-abai oleh pangeuyeuk, kedua calon pengantin dan tamu berebut uang yang berada di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rezeki dan disayang keluarga. 
8. Kedua calon pengantin dan sesepuh membuang bekas ngeuyeuk seureuh ke perempatan jalan, simbolisasi membuang yang buruk dan mengharap kebahagiaan dalam menempuh hidup baru. 
9. Menyalakan tujuh buah pelita, sebuah kosmologi Sunda akan jumlah hari yang diterangi matahari dan harapan akan kejujuran dalam mebina kehidupan rumah tangga. 



Seperti itulah tahapannya, terdengar seru ya. Tapi acara ini katanya gak boleh dihadiri sembarang orang loh. Yang tidak boleh hadir dalam acara ini, yaitu: Anak gadis, Anak laki-laki yang belum akil balig, Wanita yang telah berumur dan belum pernah kawin, Anak wanita yang belum pernah mendapat menstruasi/ haid yang dalam bahasa sunda disebut wanita balangantrang dan Wanita atau pria yang sering kawin.

Dengan adanya prosesi adat ini, kak Yaya dan bang Hamish ikut serta melestarikan budaya tradisional sunda dan buat temen-temen muda belia yang sebelumnya belum tahu pun jadi makin mencintai budaya tradisional di Indonesia. 

Kabarnya, tanggal 3 September 2017 menjadi pilihan kak Yaya dan bang Hamish untuk melangsungkan pernikahannya di salah satu hotel di Jakarta Pusat. 

Semoga acaranya lancar ya kak Yaya - Bang Hamish, selalu diberkahi kesehatan dan kebahagiaan. Kira-kira tanggal 3 September nanti akan jadi Hari Patah Hati Nasional jilid 2 gak ya?

Source Image: www.bridestory.com

You May Also Like

0 komentar