• Home
  • About
  • Blog
  • Food
  • Travel
  • Beauty
  • Hype
  • Drama-Korea
facebook twitter instagram linkedin

melanoktavia

Pagi ini, udara cukup sejuk tapi matahari sangat terik menyinari bumi dieng. Berteduh dibawah caping, aku dan teman-teman lain berjalan menuju kekawasan candi arjuna. Ternyata pengunjungnya gak kalah lebih banyak dari semalam. Sampai didepan kawasan candi, pintu untuk masuk ke tempat ruwatan belum dibuka. Katanya, sedang diadakan prosesi sebelum ke acara pemotongan rambut gimbalnya dimulai.



Oiya, aku belum cerita ya tentang DCF. Jadi Dieng culture festival ini merupakan acara tahunan yang diadakan di Dieng dengan memadukan acara musik jazz dan budaya. Musik jazz ini dikemas dengan cantik seperti yang sudah aku ceritain dipostingan sebelumnya yang menjadi salah satu pemikat untuk para pengunjung. Selain acara musik, ada juga festival-festival budaya yang disuguhkan oleh pihak penyelenggara. Biasanya, acara DCF ini diselenggarakan pada awal bulan Agustus, pada tahun ini DCF hadir ditanggal 3-5 Agustus 2018. Acara ini juga digadang-gadang adalah acara teromantis 💘, menonton musik jazz ditengah dinginnya Dieng dengan suhu yang hampir mencapai minus, duduk bersama orang tersayang menikmati alam Dieng yang indah.

Matahari makin memancarkan sinarnya. Kami akhirnya diperbolehkan masuk ke area candi arjuna dan mulai menempati tempat ditempat yang disediakan. Kami duduk lesehan dan menikmati acara meski pagi ini terasa terik. Satu persatu orang-orang yang ikut berpartisipasi dalam acara ini masuk menuju tempat ruwatan, mulai dari bapak-bapak yang membawa bahan-bahan dan alat-alat untuk ruwat, ada bapak ganjar dan ibu juga anak-anak bajang yang memiliki rambut gimbal masuk satu persatu kekawasan candi dengan digendong oleh sang bapak atau ada juga yg digandeng oleh orangtuanya.



Anak bajang adalah anak berambut gimbal dan merupakan anak-anak yang memiliki garis keturunan Dieng. Mitosnya, orang tua harus menuruti apa kemauan anaknya, kalau tidak anak tersebut akan sakit-sakitan. Untuk pemotongan rambutnya sendiri pun, harus berdasarkan dari permintaan sendiri sang anak, tidak boleh ada unsur paksaan dan permintaannya pun harus dipenuhi. Jika tidak, maka rambut gimbalnya akan muncul kembali. Pemotongan rambut gimbal ini pun harus melalui prosesi khusus yang disebut Ruwatan.



Pembawa acara mulai memanggil nama anak bajang satu-persatu, disebutkan pula riwayat hidup sang anak dan permintaan yang diinginkan oleh anak tersebut. Banyak macamnya, ada yang meminta sepeda, boneka, baju muslim, ayam hitam, domba, handphone dan ada juga yang hanya meminta eskrim dengan beberapa rasa. Kemudian anak tersebut langsung dipotong pada bagian rambutnya yang gimbal.

Tapi aku gak ikut sampai acara selesai karena setelah anak ke-3 dipanggil, Aku dan rombongan harus kembali menuju homestay karena jadwal kami yang harus pulang ke jakarta siang itu.

Sampai di homestay, kami langsung makan mie ongklok yang merupakan salah satu makanan khas dieng

Setelah selesai makan, kami langsung pulang ke jakarta.

Sayonara!!!!!



Tahun depan kira-kira ikut DCF ke 10 gak nih?
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hari kedua ini seperti yang aku bilang sebelumnya. Semalem aku dan wenty memutuskan untuk pulang sekitar jam 11 malam demi menyiapkan energi buat nanjak bukit sikunir besok subuh dengan tujuan melihat matahari terbit. Karena di sikunir ini terkenal dengan golden sunrise-nya, semangat banget dong kita ya hihi

Sekitar jam setengah 3 pagi, kita udah harus bangun dan siap-siap buat nanjak. Ternyata dinginnya super banget. Gak pake mandi dan ngapa-ngapain langsung pake baju 3 lapis dan celana 2 lapis demi menghangatkan tubuh. Dari homestay, kami menggunakan engkel menuju tempat penanjakan. Kira-kira 20 menit kami sudah sampai. Ternyata gak semua ikutan trekking, mungkin gak kuat karena dingin banget kali ya. 

Tepat jam 4 pagi, kami dikumpulkan bersama pemandu. Diberi rute dan bayangan jalanan yang akan kita tempuh juga tidak lupa Berdoa sebelum melakukan penanjakan. Rute trekking sudah menggunakan tangga, memudahkan untuk para penanjak yang masih pemula kayak aku he he he tapi ternyata capek dan engap juga ya, iyalah secara nanjaknya sekitar 800meter-an. Tiap naik beberapa anak tangga langsung minggir kekanan buat ngatur nafas. Sempet bilang ke wenty kalo duluan aja nanti ketemu diatas (kalo aku masih kuat), but wenty tetep nungguin aku dan nyemangatin (Makasih ya alay hi hi hi)

Banyak juga penanjak yang lemas, ada yang sampe pingsan juga. Jadi muncul rasa takut.
Tapi setelah nanjak bareng ibu-ibu yang udah gak muda lagi dan juga ada anak kecil yang semangat banget buat nyampe ke atas, plus tambahan energy semangat dari Wenty-nya akuu hihi akhirnya aku terus naik ke atas bukit sampai dilokasi view sunrise.

Jam 5 pagi, kami udah sampai di atas bukit, mampir ke mushollah dulu kemudian baru naik lagi agak keatas bukit buat dapet view sunrise. Masya Allah pas nyampe diatas bukit pas banget matahari mulai memancarkan sinar ke-orange-an yang indah banget. Alhamdulillah cuaca lagi cerah banget jadi bisa bener-bener nikmatin keindahan alam yang luar biasa ini. Pertama kalinya kesini wajar dong kalo aku norak hihihi aku langsung cari posisi tepat didepan gunung sindoro yang berdiri gagah, dan dikelilingi gumpalan awan berwarna putih. Gak berhenti-berhenti bersyukur sambil mau netesin air mata. Duh, namanya juga melankolis yeuh. Gak kuat nanjak mau nangis. Kuat nanjak sampai atas mau nangis juga hahaha anaknya melow-an



Sambil makan choki-choki yang udah jadi bekel, mari kita piknik 😂😂
Besok kalo diajak nanjak lagi mau ikutan lagi gak mel? || MAAAAUUUUU!!!!!! 
Meskipun gak mudah nyampe atas bukit, tapi lelah dibayar lunas pas liat sunrise yang indah banget. Yang main-main ke Dieng, jangan lupa mampir kesini yaaa!!! Gak rugi broosis!! 👍




Jam 7 pagi, kami mulai menuruni bukit melalui jalan yang tadi pagi buta kita lewatin dan baru sadar ternyata trek nya kanan-kiri jurang. Tetep hati-hati ya teman-teman yang perjalanan naik maupun perjalanan turun. 

Sampai dibawah mulai nyari teh panas dan wenty minum coklat panas. Akhirnya nemuin teh yang bener-bener panas di Dieng. Biasanya walaupun pas dituangin kegelas masih ada asap ngebulnya tapi pas disruput taunya gak panas. Kan sedih huhu

Kuy kita pulang ke homestay naik engkel.

Kira-kira jam 8 lewat, kami udah sampe homestay. Langsung mandi dan makan pagi. Lalu Berjemur di teras homestay karena dari semalem kedinginan parah. Sekitar jam 11 siang, aku dan wenty jalan-jalan ke kawasan candi arjuna.

Sesungguhnya di hari sabtu ini, banyak acara yang ditampilkan dari jam 8 pagi, ternyata pas kita kesana, festival-festival yang disuguhkan udah berakhir, karena kita datang kesiangan kali ya huhu

Sebelumnya kami mampir dulu ke komplek candi arjuna, tempat ini lah yang jadi tempat ruwatan rambut anak gembel pada hari minggu esok. Tapi kita masih bisa main dan foto-foto diarea candi kok tapi tetep jangan lewatin batas ya.


Selain candi arjuna, ada juga candi srikandi dan candi puntadewa. Banyak juga orang-orang yang berkumpul menikmati keindahan candi-candi tersebut meskipun panas terik.

Setelah dari candi arjuna, kita pindah menuju venue panggung utama. Tapi dipertengah perjalanan, kami melihat pertunjukan seni kuda lumping dulu. Banyak yang terkesima dengan pertunjukan ini.

Kuda lumping atau jaran kepang merupakan tarian tradisional khas jawa. Diiringi dengan tembang-tembang jawa yang dinyanyikan oleh sinden dan pukulan gamelan beserta alat musik lainnya, sang penari dengan luwes berputar-putar dilapangan, sesekali mereka memakan bohlam pecah dan pecahan beling lainnya.


Sekitar jam setengah 12 siang, pertunjukan selesai. Aku dan Wenty laangsung menuju panggung utama. Disekitar venue, ternyata banyak yang sedang berkreasi dengan caping yang didapat dari include pembelian tiket masuk DCF.

Caping merupakan topi berbentuk kerucut yang terbuat dari anyaman bambu. Biasanya caping ini digunakan untuk melindungi kepala dari teriknya matahari. Caping yang didapat ini berwarna agak kecokelatan, tapi karena adanya kreasi caping caping di acara DCF ini, warna caping tiap orang jadi berbeda-beda, sesuai dengan kreasi masing-masing.


Dan ternyata aku sama Wenty lupa bawa caping huhu akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke homestay lalu balik lagi buat ngehias caping. Meskipun itu hanyalah niat karena ternyata kami gak jadi balik lagi ke venue karena udah nempel dikasur buat istirahat hahaha



Sebelum pergi dari area DCF, kami sempet main ke depan panggung dan ternyata ada yang sedang check sound. Siapa kah itu? Yes! The rain! Salah satu bintang tamu yang akan tampil di acara diengatasawan nanti malam. Duh, dengan jarak segitu deketnya ku cuma bisa motoin doang, gak berani nyamperin. Emang dasar yeuh.


Selesai liat the rain check sound, aku dan wenty langsung menuju ketempat makan siang. Setelah itu, kita pulang ke homestay dan istirahat buat persiapan tenaga nanti malam menerjang kedinginan.

Setelah sholat maghrib, dengan baju 4 lapis, syal, topi panda, jaket, celana lapis 2, kaos kaki lapis 2, langsung cus ke venue panggung utama. Eits jangan lupa lampionnya dibawa yaa karena nanti kita akan nerbangin lampion bareng-bareng (terseruuu!!!). Orang semakin ramai, tua-muda semua beriringan menuju tempat acara. Ramainya melebihi malam sebelumnya, mungkin ini juga yang menyebabkan suhunya gak terlalu dingin dibanding kemarin malam. Eh tapi mungkin karena aku pake baju yang lebih tebel juga kali ya hehe

Sama seperti malam sebelumnya, kami duduk lesehan sambil menonton pertunjukan musik. untuk malam ini, bintang tamunya ada Hiroaki Kato, Letto, The Rain dan masih banyak lagi. Hanyut dalam nuansa malam yang ramai, berteman dengan dingin malam dan alam yang menyatukan kami. Lagu demi lagu dinyanyikan hingga kami bernyanyi bersama.




Sekitar jam 10 malam, bersamaan dengan Band Letto menugukan lagu cahaya, dilanjutkan dengan acara penerbangan lampion secara bersamaan. Masing-masing pengunjung memiliki 1 lampion yang siap diterbangkan. Dan ternyata menerbangkan lampion sangat-sangat menyulitkan. Merasakan arah angin dan keahlian menjepit "si lilin" biar gak jatoh adalah salah dua keahlian yang harus dimiliki. Kertas lampion juga jangan sampai robek ya guys karena itu juga pengaruh berhasil atau tidaknya. Pokoknya dalam penerbangan lampion ini tiap orang harus sangat berhati-hati.


  Terus sampah lampion yang segitu banyaknya dikemanain ya?
Menurut informasi sih, akan ada petugas yang sudah siap udah membersihkan sampah-sampah lampion yang nantinya jatuh ke bawah.

Selesai menerbangkan lampion, kami dihibur lagi oleh The Rain yang merupakan bintang tamu penutup di acara diengatasawan ini. Malam itu di Dieng sangat ramai dan semua menikmati acara meskipun makin malam makin dingin suhunya.

Setelah selesai acara, aku dan Wenty pulang ke homesaty dengan acara kesasar hihihi tapi akhirnya kami menemukan jalan pulang 😂😂

Acara Dieng Culture Festival di hari ke 2 ini berakhir tetap dengan dingin dan kegembiraan yang menghangatkan.

"Kamu, dia, dan semesta bersenandung, seraya romansa bumi ada padamu"- Senandung Negeri di Atas Awan

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Holla! Kali ini aku bakalan cerita pengalaman jalan-jalan ke dieng selama 3 hari 2 malam bersama My "Alay" Travelmate Wenty(@wentywidyast) . Aku bakalan bagi jadi 3 part di blog ini ya, biar rame gitu blognya hihi mohon maaf baru aku posting sekarang huhu

Awal mulanya kenapa aku mau ngetrip ke dieng di bulan Agustus ini karena kita ngebet banget ikutan acara ter-paling-ngehits yaitu Dieng Culture Festival. Siapa hayo yang gak tau acara ini???!!!? Nanti aku akan ceritain singkat tentang Dieng Culture Festival (DCF) ini ya. Aku dan Wenty udah punya planning dari tahun lalu, tapi tahun lalu ada sesuatu yang mengharuskan kita mengikhlaskan gak ikutan event DCF ke 8. Finally, tahun ini kita bisa ikutan event DCF ke 9 bareng MyPermataWisata.



Perjalanan dimulai hari kamis, tepatnya tanggal 2 Agustus 2018. Aku langsung dari kantor karena memang kantor ku dan meeting point gak jauh, dari pada bolak-balik kayak setrikaan kan yeuh mending langsung aja kuy. Sedangkan wenty memilih untuk pulang dulu karena kantornya yg nun jauh disana.

Jam 20.00 WIB, aku udah sampe duluan di mepo, gak lama wenty pun dateng. Tepat jam 21.30 kami berangkat dengan menggunakan 3 bis pariwisata bersama kurang lebih 177 peserta. Aku dan Wenty kebagian di bis 3 dengan team leader mas Agus dan mbak Mona. Sebelum berangkat gak lupa di absen dan baca do'a semoga lancar diperjalanan. Sepanjang jalan ngobrolin ngalor ngidul sama wenty. Udah capek ngobrol langsung tidur. perjalanan dari Jakarta - Dieng memakan waktu sekitar 12 jam. Sebelumnya buat menuju ke homestay kita harus pindah naik angkutan lokal yang namanya engkel. Bentuknya mobil-mobil angkot luar jakarta gitu.

Sampai di home stay langsung beberes dan siap-siap buat jelajah tempat wisata. Selesai sholat jum'at (buat yg cowok) dan sholat dzuhur (bagi yg perempuan) kita dapet nasi box buat makan siang. Lantai homestay udah berasa dingin banget dikaki, airnya juga udah berasa kaya es batu. Ini siang aja dinginnya kayak gini gimana malem kan? Sekitar jam 14.00 WIB kita mulai jalan-jalan ke tempat pariwisata di Dieng Dengan menggunakan engkel. Dari homestay ke tempat wisata gak memerlukan waktu yang lama, begitu juga dari tempat wisata yang satu dengan tempat wisata yang lain gak perlu menghabiskan waktu perjalanan berjam-jam.



1. Telaga Warna 


Obyek wisata pertama di Dieng yang kami kunjungi yaitu telaga warna. Sejauh mata memandang indahnya telaga berwarna kehijauan dengan pantulan sinar matahari menjelang sore sangat memanjakan mata. Udara dingin mulai terasa menyapu kulit. Aku bersama wenty menelusuri jalanan setapak sampai ujung telaga. Mencari spot foto yang instagramable dengan background telaga tanpa orang-orang yang juga ikutan cari spot foto loh ya hehe

Sedikit cerita tentang telaga warna, disebut telaga warna karena warna air di telaga ini bisa berubah-ubah, kadang hijau, kadang kuning atau warna-warni. Fenomena ini terjadi karena air telaga mengandung sulfur yang cukup tinggi, sehingga saat sinar Matahari mengenainya, maka warna air telaga tampak berwarna warni (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Telaga_Warna_(Dieng)). 
Beruntungnya saat kami berkunjung kesini, meskipun hari sudah sore tapi kabut belum tebal jadi masih bisa lihat keindahan telaga warna.

Muka bahagia liburan 😂

2. Batu Ratapan Angin

Setelah mengunjungi telaga warna, kita pindah ke tempat wisata lain yaitu batu ratapan angin. Untuk menuju ketempat ini, kita harus jalan nanjak sekitar 100meter dari pos penjagaan. Itu aja udah capek banget akunya huhu sempet istirahat dulu sebentar ditengah penanjakan karena rasanya udah engap banget.


Finally, kita sampe juga di batu ratapan angin. Ternyata udah banyak orang yang ngantri buat foto di atas batu tersebut. Pemandangan yang disuguhkan gak kira-kira indahnya. Indah banget!!! Kita bisa liat telaga warna dari atas batu ini. Tapi sayang, pas kita kesini kabutnya udah mulai tebal jadi telaga warnanya gak terlalu kelihatan. Tapi (lagi) tetep ajaa baguusss bangeeettt.


Batu ratapan angin ini biasa juga disebut batu pandang. Ketinggiannya sekitar 2010mdpl. Makanya kalo kita buka mulut udah keluar asap-asap hihi

Rasanya gak mau turun cepet-cepet. Tapi ternyata masih ada 1 tempat wisata lagi yang harus kita kunjungi. Dan hari semakin sore, mari kita lanjutkan perjalanan.

3. Kawah Sikidang

Hari semakin sore, udara dingin makin terasa. Tempat wisata terakhir yaitu kawah sikidang.



Tempat tersebut di beri nama sikidang karena kawahnya sering berpindah-pindah atau melompat-lompat. Karena hal tersebut kawah ini diberi nama sikidang. Kidang / Kijang adalah hewan yang sering melompat lompat.
Kawah ini rata-rata berpindah tempat setiap empat tahun sekali. Hal tersebut lah yang membuat kawah ini menjadi sangat menarik untuk dikunjungi. (https://dieng.me/kawah-sikidang-deing/)

Sengatan bau belerang sangat terasa ditempat wisata ini. Banyak juga spot foto yang disuguhkan untuk para wisatawan. Dari spot foto dengan background tulisan Dieng sampai ada pula tempat foto dengan bentuk bintang.

Kepulan asap berwarna putih menghiasi kawah karena memang kawah ini masih aktif tapi aman kok buat dikunjungi. Jangan lupa pakai masker kalo mau ketempat ini ya karena bau belerang yang cukup menyengat.
Selesai dari tempat wisata ini, kami kembali ke homestay untuk persiapan nanti malam menonton acara Jazz atas Awan.

4. Jazz atas Awan

Salah satu rangkaian acara di hari pertama Dieng Culture Festival 2018 ini yaitu pertunjukkan musik jazz diatas ketinggian 2020mdpl yang dimulai dari jam 19.00 sampai selesai. Setelah bersih-bersih, sholat dan makan malam, kami mulai berjalan ke kawasan candi arjuna tempat digelarnya jazz atas awan. Karena jarak dari homestay ke kawasan candi cukup dekat jadi kami berjalan kaki bersama, disepanjang perjalanan ternyata sudah cukup ramai dengan para pejalan kaki dan pengendara motor maupun mobil yang juga ingin kelokasi acara. Rute untuk pejalan kaki dan pengendara motor/mobil dipisahkan, jadi cukup aman untuk para pejalan kaki.

Dikarenakan baru pertama kali ikutan acara DCF ini, jadi ekspektasi dingin masih normal. Ternyata pas sampai venue, alamak gak berani beranjak dari pinggir api unggun. Aku saat itu cuma pake baju 2 lapis ditambah jaket. Dinginnya nusuk banget kayak sikap mantan!!! Hahahaha
saking dinginnya, tulang kayak ditusuk-tusuk. Sekitar jam 9 malam, suhu mulai 9 derajat. Ndak tau makin malam akan sedingin apa. kebayangkan dinginnya kayak gimanaaa???!!!!

Banyak musisi musisi yang tampil pada malam ini, diantaranya wedding jahe, best friends project, gugun blues shelter dan masih banyak lagi.



Semua penonton hanyut dalam suasana musik yang mengalun indah ditambah lagi udara dingin yang menyelimuti. Kagum dan bangga untuk karya anak bangsa satu ini. Semua keindahan jadi satu. Semua bersaudara. Jangan lupa untuk tidak buang sampah sembarangan ya, manis!! Panitia udah nyediain tempat sampah yang cukup banyak. Boleh makan dan minum tapi sampah jangan lupa dibuang pada tempatnya.

Oiya, aku mau kasih tau juga, kalo kita beli tiket masuk Dieng Culture Festival ini, kita akan dapet caping dan tas kecil DCF. Didalam tas tersebut isinya ada banyak, yaitu kain batik dieng, syal, lampion, ID Card, gelang untuk masuk venue, kaos DCF, dan souvenir. Selain itu, kalo kita pake ID Card DCF untuk wisata ketempat yang aku ceritain diatas, kita akan dapet akses masuk gratis loh. Jadi ID Card harus selalu di pake ya, manis.

Perjalanan di hari pertama ini berakhir di jam 11 malam, karena aku dan wenty udah gak kuat sama dinginnya dan ditambah lagi kita harus istirahat cukup buat besok pagi nanjak sikunir, so kita mutusin untuk pulang ke homestay. Jangan takut ya sahabat manis, jalanan masih rame parah loh meskipun jam segitu.

Salam manis dan hangat seperti teh manis.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me



Holla, saya Melan. Kuli coding yang merangkap sebagai penulis diblog ini. Selain berbagi rasa, disini saya juga berbagi info-info menarik loh. Semoga bermanfaat buat temen-temen semuanya. Selamat membaca dan menikmati. Terima kasih, salam manis dan hangat ♥

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • Instagram

Categories

berbagimanisan foodhunter manisanmanis travelling

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2018 (8)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ▼  Agustus (3)
      • Hari ketiga Trip Dieng - DCF 9 : Ruwatan
      • Hari kedua Trip Dieng - DCF 9 : Berawal dari Sikun...
      • Hari Pertama Trip Dieng - DCF 9 : Dinginnya sedin...
  • ►  2017 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2016 (9)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2015 (7)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2014 (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (3)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2011 (11)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2010 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juli (2)

View

Friends

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose