Hari ketiga Trip Dieng - DCF 9 : Ruwatan

by - 08.28

Pagi ini, udara cukup sejuk tapi matahari sangat terik menyinari bumi dieng. Berteduh dibawah caping, aku dan teman-teman lain berjalan menuju kekawasan candi arjuna. Ternyata pengunjungnya gak kalah lebih banyak dari semalam. Sampai didepan kawasan candi, pintu untuk masuk ke tempat ruwatan belum dibuka. Katanya, sedang diadakan prosesi sebelum ke acara pemotongan rambut gimbalnya dimulai.



Oiya, aku belum cerita ya tentang DCF. Jadi Dieng culture festival ini merupakan acara tahunan yang diadakan di Dieng dengan memadukan acara musik jazz dan budaya. Musik jazz ini dikemas dengan cantik seperti yang sudah aku ceritain dipostingan sebelumnya yang menjadi salah satu pemikat untuk para pengunjung. Selain acara musik, ada juga festival-festival budaya yang disuguhkan oleh pihak penyelenggara. Biasanya, acara DCF ini diselenggarakan pada awal bulan Agustus, pada tahun ini DCF hadir ditanggal 3-5 Agustus 2018. Acara ini juga digadang-gadang adalah acara teromantis 💘, menonton musik jazz ditengah dinginnya Dieng dengan suhu yang hampir mencapai minus, duduk bersama orang tersayang menikmati alam Dieng yang indah.

Matahari makin memancarkan sinarnya. Kami akhirnya diperbolehkan masuk ke area candi arjuna dan mulai menempati tempat ditempat yang disediakan. Kami duduk lesehan dan menikmati acara meski pagi ini terasa terik. Satu persatu orang-orang yang ikut berpartisipasi dalam acara ini masuk menuju tempat ruwatan, mulai dari bapak-bapak yang membawa bahan-bahan dan alat-alat untuk ruwat, ada bapak ganjar dan ibu juga anak-anak bajang yang memiliki rambut gimbal masuk satu persatu kekawasan candi dengan digendong oleh sang bapak atau ada juga yg digandeng oleh orangtuanya.



Anak bajang adalah anak berambut gimbal dan merupakan anak-anak yang memiliki garis keturunan Dieng. Mitosnya, orang tua harus menuruti apa kemauan anaknya, kalau tidak anak tersebut akan sakit-sakitan. Untuk pemotongan rambutnya sendiri pun, harus berdasarkan dari permintaan sendiri sang anak, tidak boleh ada unsur paksaan dan permintaannya pun harus dipenuhi. Jika tidak, maka rambut gimbalnya akan muncul kembali. Pemotongan rambut gimbal ini pun harus melalui prosesi khusus yang disebut Ruwatan.



Pembawa acara mulai memanggil nama anak bajang satu-persatu, disebutkan pula riwayat hidup sang anak dan permintaan yang diinginkan oleh anak tersebut. Banyak macamnya, ada yang meminta sepeda, boneka, baju muslim, ayam hitam, domba, handphone dan ada juga yang hanya meminta eskrim dengan beberapa rasa. Kemudian anak tersebut langsung dipotong pada bagian rambutnya yang gimbal.

Tapi aku gak ikut sampai acara selesai karena setelah anak ke-3 dipanggil, Aku dan rombongan harus kembali menuju homestay karena jadwal kami yang harus pulang ke jakarta siang itu.

Sampai di homestay, kami langsung makan mie ongklok yang merupakan salah satu makanan khas dieng

Setelah selesai makan, kami langsung pulang ke jakarta.

Sayonara!!!!!



Tahun depan kira-kira ikut DCF ke 10 gak nih?

You May Also Like

0 komentar