Hari Pertama Trip Dieng - DCF 9 : Dinginnya sedingin sikap mantan!

by - 03.30

Holla! Kali ini aku bakalan cerita pengalaman jalan-jalan ke dieng selama 3 hari 2 malam bersama My "Alay" Travelmate Wenty(@wentywidyast) . Aku bakalan bagi jadi 3 part di blog ini ya, biar rame gitu blognya hihi mohon maaf baru aku posting sekarang huhu

Awal mulanya kenapa aku mau ngetrip ke dieng di bulan Agustus ini karena kita ngebet banget ikutan acara ter-paling-ngehits yaitu Dieng Culture Festival. Siapa hayo yang gak tau acara ini???!!!? Nanti aku akan ceritain singkat tentang Dieng Culture Festival (DCF) ini ya. Aku dan Wenty udah punya planning dari tahun lalu, tapi tahun lalu ada sesuatu yang mengharuskan kita mengikhlaskan gak ikutan event DCF ke 8. Finally, tahun ini kita bisa ikutan event DCF ke 9 bareng MyPermataWisata.



Perjalanan dimulai hari kamis, tepatnya tanggal 2 Agustus 2018. Aku langsung dari kantor karena memang kantor ku dan meeting point gak jauh, dari pada bolak-balik kayak setrikaan kan yeuh mending langsung aja kuy. Sedangkan wenty memilih untuk pulang dulu karena kantornya yg nun jauh disana.

Jam 20.00 WIB, aku udah sampe duluan di mepo, gak lama wenty pun dateng. Tepat jam 21.30 kami berangkat dengan menggunakan 3 bis pariwisata bersama kurang lebih 177 peserta. Aku dan Wenty kebagian di bis 3 dengan team leader mas Agus dan mbak Mona. Sebelum berangkat gak lupa di absen dan baca do'a semoga lancar diperjalanan. Sepanjang jalan ngobrolin ngalor ngidul sama wenty. Udah capek ngobrol langsung tidur. perjalanan dari Jakarta - Dieng memakan waktu sekitar 12 jam. Sebelumnya buat menuju ke homestay kita harus pindah naik angkutan lokal yang namanya engkel. Bentuknya mobil-mobil angkot luar jakarta gitu.

Sampai di home stay langsung beberes dan siap-siap buat jelajah tempat wisata. Selesai sholat jum'at (buat yg cowok) dan sholat dzuhur (bagi yg perempuan) kita dapet nasi box buat makan siang. Lantai homestay udah berasa dingin banget dikaki, airnya juga udah berasa kaya es batu. Ini siang aja dinginnya kayak gini gimana malem kan? Sekitar jam 14.00 WIB kita mulai jalan-jalan ke tempat pariwisata di Dieng Dengan menggunakan engkel. Dari homestay ke tempat wisata gak memerlukan waktu yang lama, begitu juga dari tempat wisata yang satu dengan tempat wisata yang lain gak perlu menghabiskan waktu perjalanan berjam-jam.



1. Telaga Warna 


Obyek wisata pertama di Dieng yang kami kunjungi yaitu telaga warna. Sejauh mata memandang indahnya telaga berwarna kehijauan dengan pantulan sinar matahari menjelang sore sangat memanjakan mata. Udara dingin mulai terasa menyapu kulit. Aku bersama wenty menelusuri jalanan setapak sampai ujung telaga. Mencari spot foto yang instagramable dengan background telaga tanpa orang-orang yang juga ikutan cari spot foto loh ya hehe

Sedikit cerita tentang telaga warna, disebut telaga warna karena warna air di telaga ini bisa berubah-ubah, kadang hijau, kadang kuning atau warna-warni. Fenomena ini terjadi karena air telaga mengandung sulfur yang cukup tinggi, sehingga saat sinar Matahari mengenainya, maka warna air telaga tampak berwarna warni (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Telaga_Warna_(Dieng)). 
Beruntungnya saat kami berkunjung kesini, meskipun hari sudah sore tapi kabut belum tebal jadi masih bisa lihat keindahan telaga warna.

Muka bahagia liburan 😂

2. Batu Ratapan Angin

Setelah mengunjungi telaga warna, kita pindah ke tempat wisata lain yaitu batu ratapan angin. Untuk menuju ketempat ini, kita harus jalan nanjak sekitar 100meter dari pos penjagaan. Itu aja udah capek banget akunya huhu sempet istirahat dulu sebentar ditengah penanjakan karena rasanya udah engap banget.


Finally, kita sampe juga di batu ratapan angin. Ternyata udah banyak orang yang ngantri buat foto di atas batu tersebut. Pemandangan yang disuguhkan gak kira-kira indahnya. Indah banget!!! Kita bisa liat telaga warna dari atas batu ini. Tapi sayang, pas kita kesini kabutnya udah mulai tebal jadi telaga warnanya gak terlalu kelihatan. Tapi (lagi) tetep ajaa baguusss bangeeettt.


Batu ratapan angin ini biasa juga disebut batu pandang. Ketinggiannya sekitar 2010mdpl. Makanya kalo kita buka mulut udah keluar asap-asap hihi

Rasanya gak mau turun cepet-cepet. Tapi ternyata masih ada 1 tempat wisata lagi yang harus kita kunjungi. Dan hari semakin sore, mari kita lanjutkan perjalanan.

3. Kawah Sikidang

Hari semakin sore, udara dingin makin terasa. Tempat wisata terakhir yaitu kawah sikidang.



Tempat tersebut di beri nama sikidang karena kawahnya sering berpindah-pindah atau melompat-lompat. Karena hal tersebut kawah ini diberi nama sikidang. Kidang / Kijang adalah hewan yang sering melompat lompat.
Kawah ini rata-rata berpindah tempat setiap empat tahun sekali. Hal tersebut lah yang membuat kawah ini menjadi sangat menarik untuk dikunjungi. (https://dieng.me/kawah-sikidang-deing/)

Sengatan bau belerang sangat terasa ditempat wisata ini. Banyak juga spot foto yang disuguhkan untuk para wisatawan. Dari spot foto dengan background tulisan Dieng sampai ada pula tempat foto dengan bentuk bintang.

Kepulan asap berwarna putih menghiasi kawah karena memang kawah ini masih aktif tapi aman kok buat dikunjungi. Jangan lupa pakai masker kalo mau ketempat ini ya karena bau belerang yang cukup menyengat.
Selesai dari tempat wisata ini, kami kembali ke homestay untuk persiapan nanti malam menonton acara Jazz atas Awan.

4. Jazz atas Awan

Salah satu rangkaian acara di hari pertama Dieng Culture Festival 2018 ini yaitu pertunjukkan musik jazz diatas ketinggian 2020mdpl yang dimulai dari jam 19.00 sampai selesai. Setelah bersih-bersih, sholat dan makan malam, kami mulai berjalan ke kawasan candi arjuna tempat digelarnya jazz atas awan. Karena jarak dari homestay ke kawasan candi cukup dekat jadi kami berjalan kaki bersama, disepanjang perjalanan ternyata sudah cukup ramai dengan para pejalan kaki dan pengendara motor maupun mobil yang juga ingin kelokasi acara. Rute untuk pejalan kaki dan pengendara motor/mobil dipisahkan, jadi cukup aman untuk para pejalan kaki.

Dikarenakan baru pertama kali ikutan acara DCF ini, jadi ekspektasi dingin masih normal. Ternyata pas sampai venue, alamak gak berani beranjak dari pinggir api unggun. Aku saat itu cuma pake baju 2 lapis ditambah jaket. Dinginnya nusuk banget kayak sikap mantan!!! Hahahaha
saking dinginnya, tulang kayak ditusuk-tusuk. Sekitar jam 9 malam, suhu mulai 9 derajat. Ndak tau makin malam akan sedingin apa. kebayangkan dinginnya kayak gimanaaa???!!!!

Banyak musisi musisi yang tampil pada malam ini, diantaranya wedding jahe, best friends project, gugun blues shelter dan masih banyak lagi.



Semua penonton hanyut dalam suasana musik yang mengalun indah ditambah lagi udara dingin yang menyelimuti. Kagum dan bangga untuk karya anak bangsa satu ini. Semua keindahan jadi satu. Semua bersaudara. Jangan lupa untuk tidak buang sampah sembarangan ya, manis!! Panitia udah nyediain tempat sampah yang cukup banyak. Boleh makan dan minum tapi sampah jangan lupa dibuang pada tempatnya.

Oiya, aku mau kasih tau juga, kalo kita beli tiket masuk Dieng Culture Festival ini, kita akan dapet caping dan tas kecil DCF. Didalam tas tersebut isinya ada banyak, yaitu kain batik dieng, syal, lampion, ID Card, gelang untuk masuk venue, kaos DCF, dan souvenir. Selain itu, kalo kita pake ID Card DCF untuk wisata ketempat yang aku ceritain diatas, kita akan dapet akses masuk gratis loh. Jadi ID Card harus selalu di pake ya, manis.

Perjalanan di hari pertama ini berakhir di jam 11 malam, karena aku dan wenty udah gak kuat sama dinginnya dan ditambah lagi kita harus istirahat cukup buat besok pagi nanjak sikunir, so kita mutusin untuk pulang ke homestay. Jangan takut ya sahabat manis, jalanan masih rame parah loh meskipun jam segitu.

Salam manis dan hangat seperti teh manis.

You May Also Like

0 komentar