• Home
  • About
  • Blog
  • Food
  • Travel
  • Beauty
  • Hype
  • Drama-Korea
facebook twitter instagram linkedin

melanoktavia

Bersama angin semua angan terbang melayang.
Hembusannya semilir namun menghilangkan.
Jika habis semua anganku, untuk apa lagi aku dibukit seindah ini?
Jangan lagi kau bawa pergi anganku. Jangan lagi kau hilangkan perlahan.
Tak usah berjanji apa-apa. Aku hanya ingin lihat yang kau lakukan.
Jika aku salah dengan semua anganku, akan ku pilih lagi angan yang akan akan ku angankan.
Tapi jangan lagi di bawa angin.
Nanti angin bisa katakan pada semua orang tentang anganku yang dibawanya.
Jika semua orang tahu tentang apa yang aku angankan, entah apa yang akan mereka cemooh.
Tak apa angin hadir namun jangan bawa pergi anganku.
Kemarin kau bawa pergi anganku hingga rangkaian anganku terputus.
Takkan ku menyalahkan angin, mungkin salahku tak jaga anganku.

Mungkin salahku tak lakukan anganku jadi kenyataan hingga angin yang bosan menampung semua anganku.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Dua puluh dua, kemarin. Bertambah dewasa sudah harus. Bertambah berat badan sudah pasti jangan. Hawa hangat terasa kedalam sukma kala kedua pipi dan kening ini dikecup dengan basuhan do’a dari wanita tersayang dan paling tercinta. Sedetik kemudian air menetes sedikit dari sudut mata yang tidak bulat tidak pula sipit ini. Seakan darah mengalir deras tapi tetap terasa hangat. Selesai pelukan itu, kami sama-sama mengusap ujung mata kami. Kami memang melankolis.

Untaian do’a dan harapan terus mengalir sepanjang hari semoga semua akan terkabul. Bunga mawar putih kemudian menjadi pengharum pagi di dua puluh dua. Kemudian bungkusan yang agak besar berwarna ungu dengan hiasan bungkus kado yang indah bersanding bersama sang mawar. Entah apa isinya, jawab sang pemberi hanya senyum. Dan membuka bungkusan besar itu bersama-sama layaknya anak kecil berumur 5 tahun yang sedang membuka bungkusan kado ulangtahun dihadapan teman-temannya. Lagi-lagi pria ini membuatku tak habis pikir dengan pemberiannya. Cantik sekali isinya.

Sore menyambut dengan indah dan bungkusan persegi panjang ku dapatkan lagi. “untukmu lagi”, katanya. Entah apa lagi, dan kemudian bersama-sama lagi membuka bungkusan itu. “terimakasih” kataku untuknya yang tak pernah mau menebarkan janji.

Lilin-lilin kecil tak ku sangka mulai beraksi diatas bulatan berwarna coklat. “selamat ulangtahun lagi” kata ibuku bersama dua adikku. Meski tak selengkap tahun kemarin, tapi ayah pasti do’akan dari sana.
“hidup harus terus berjalan kedepan, meski bumi hanya berputar pada porosnya. Yang lalu takkan pernah kembali. Yang hilang takkan muncul lagi. Hidup terlalu berharga untuk terus dihiasi dengan tetesan air mata. Takkan tumbuh bunga mawar yang indah jika disiram dengan air mata.”- dua puluh dua di dua puluh tiga.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sebagian besar orang pasti pernah duduk dibangku taman kanak-kanak. Ya paling tidak mereka pasti tau apa itu taman kanak-kanak. Taman kanak-kanak adalah salah satu pendidikan usia dini yang berumur sekitar 4-6 tahun. Disana anak-anak diajak untuk belajar sambil bermain. Mengenal hitungan sambil bernyanyi. Membaca sambil bernyanyi. Melakukan gerak sambil berjoget-joget. Mengenal bentuk dengan menggambar. Mengenal warna dengan mewarnai. Dan masih banyak lagi hal mengasikan yang ada di taman kanak-kanak.

Selain kepolosan anak-anak kecil yang menggemaskan, di taman kanak-kanak mereka mengenal dan tahu tanpa harus ditekankan bahwa mereka “harus” bisa. Mereka akan memahami dan mengerti dengan cara mereka. Padahal, belajarnya pun sudah sambil bermain tapi masih saja ada waktu istirahat untuk bermain. Namanya juga taman kanak-kanak.

Oke, biasanya dihalaman taman kanak-kanak ada banyak permainan yang bisa dimainkan oleh anal-anak saat jam istirahat. Ada perosotan, ada jungkat-jungkit, ada ayunan, ada juga yang buat muter-muter itu entah apa namanya.

Sekarang banyak orang dewasa yang bertingkah seperti anak-anak di taman kanak-kanak. Banyak yang udah capek capek berusaha ngedapetin seseorang tapi pas udah sampe selesai usahanya bukannya diraih malah turun lagi, sama kayak prosotan, udah capek-capek naik anak tangganya malah merosot turun kebawah. Malahan, ada yang males buat naik anak tangga prosotan karena males antri sama yang lain, jadi dia usaha buat naik lewat prosotannya itu padahal licin tapi pas udah sampe atas prosotan malah turun lagi. Ya kan namanya prosotan, mel -_-

Ada juga yang udah dikasih angin enak pelan-pelan kayak diayunan sampe ketiduran tapi hati-hati kalo temennya iseng dorong dari belakang bisa jatoh.

Belom lagi jungkat-jungkit, kadang kita diatas, kadang kita yang dibawah. Tapi gue dibawah muluk, iyalah ya temen gue badannya kurus lah gue gendoot -_-

Nah, ini kan yang namanya taman kanak-kanak ya buat bermain, buat seneng-seneng, buat ketawa-ketawa. Tapi lain sama hati, jangan pernah main-main sama hati. Kalau terluka di taman kanak-kanak masih bisa diobati, tapi kalo hatinya yang terluka mau gimana?

“Bang, hati adek ini jangan buat main-main, kalau abang mau main-main di taman kanak-kanak aja bang”




Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sudah terhitung 3 bulan saya melakoni sebagai mahasiswi tingkat akhir berlabel galau skripsi. Seharusnya saya lebih beruntung dari teman-teman yang lain. Saya memiliki dosen pembimbing yang 1000x lipat jauh enaknya dari dospem dospem killer lainnya. Apapun yang saya ingin dibuat, beliau mengangguk dan menambahkan sedikit reverensi tambahan. Tapi... sudah 3 bulan ini juga skripsi saya hilang arah. Hilang semuanya. Hilang.......

Ketika awal-awal dengan semangat juang 45 para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, saya juga punya semangat juang 2014 memperjuangkan wisuda tahun ini. Sebulan berlalu, semangat masih membara. Masih mencari segala reverensi buku atau apapun macamnya. Kopi masih sahabatan sama aku. Mata masih bisa diajak kompromi sampe jam 3 subuh.

Dua bulan berlalu...

Semangat masih berkobar untuk memecahkan coding coding program yang sudah mulai bikin mual.

Dan sampai saat ini, terhitung 3 bulan kemudian semenjak hasil pengumuman skripsi dikeluarkan, semangat saya makin lama makin memadam. Mungkin butuh minyak tanah lagi untuk mengobarkannya atau apapun yang bisa membakar semangat saya menjadi lebih besar. Hilang arah dan semua jadi tidak bersahabat, entahlah, jenuh melihat coding yang tak kunjung sukses, mungkin.

Skripsi jangan ngambek ya plissss

Aku mau selesai bulan juli ini. Tolonglah plissss. Princess melan pusing liat codingan yang error terus. Princess melan mau nangis kalo lama-lama liat codingan yang ga keluar outputnya.

Skripsi...
Maaf ya, harusnya tiap malam saya ngotak ngatik codingan yang sebenarnya sepele dan hal kecil.
Maaf ya, harusnya saya nulis bab 3  tapi saya malah nulis blog.

Maaf ya...
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Mendongak ke atas sana disiang hari takkan ada apa-apa. Ya paling tidak terkena butiran hujan atau menatap awan sendu bergerumul. Takkan ada pancaran sinar matahari yang muncul memanaskan mata bola pingpongmu. Tunjuk kelangit mendung itu, selain awan hitam, langit keabu-abuan, ada apa lagi disana?

“Eh, ada senyum manis bulan sabit disana”

“Tapi bukankah ini siang hari? Takkan mungkin ada bulan sabit terlihat”

Ku ambil cermin dan ku arahkan pada parasmu,

“coba saja kau lihat ke cermin, mukamu terlihat jelek saat bingung. senyummu sedang dipinjam langit untuk mencerahkan hari ini”

Hari berikutnya, coba lagi intip langit diatas sana. Memang sedang cerah dan terik. Mata bola pingpongmu kali ini mungkin tak kan kuat bila menatapnya.

“Tapi lihat kearah lain, awannya membentuk dua lingkaran indah memancarkan kesejukan”

“takkan ada matahari membuka cabang menjadi tiga!”

Masih saja dia tak percaya dengan apa yang ku katakan, ku ambilkan lagi cermin untuknya,

“pantas saja kau tak pernah percaya, matamu di pinjam langit untuk meneduhkan dunia, memberi keseimbangan untuk cahaya matahari”

Malamnya, kami melihat bintang bersama. Katanya, “bintang tak hanya muncul di malam hari”

“ya, aku tahu, bintang memang ada, tapi karena cahaya matahari, maka bintang tak terlihat disiang hari”

“tidak, bintang yang ini selalu terlihat disetiap aku melihat kedua matamu yang indah, entah pagi, siang, senja ataupun malam”


Langit mungkin menertawakan kami, tapi kami tidak pernah meminta biaya sewa untuk senyum dan mata kami.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
bukan dengan karena aku mengiyakanmu
bukan dengan karena aku mau beriringan denganmu
bukan dengan karena aku mau menggenggam tanganmu
bukan dengan karena aku mau selalu disamping
dan bukan dengan karena aku mau selalu mempercayaimu

bukan karena kau setampan edward cullen
bukan karena kau segagah jacob black
bukan karena kau se-charming harry styles one direction
bukan karena kau semenggemaskan anggry bird berwarna merah
bukan karena kau selucu panda yang sedang memakan daun bambu
dan juga bukan karena kau semempesona yong-hwa oppa

tapi
karena kamu adalah kamu
kamu yang mampu membuatku mengiyakanmu
kamu yang mampu mengatur posisimu hingga kita selalu beriringan
kamu yang mampu menggengam tanganku disetiap kita berjalan bersama
kamu yang mampu membuatku selalu disampingmu
kamu yang selalu membuatku mempercayaimu untuk selalu tersenyum bersama

ini bukan tentang angan dan khayal tapi ini tentang bagaimana berjuang bersama. ini bukan tentang masa lalu tapi ini tentang masa depan bersama. ini bukan tentang keraguan tapi tentang pantas untuk dipercaya. dan ini bukan tentang membuat senyuman tapi tentang bagaimana selalu ada disaat suka dan duka.

karena "tanpa karena" aku menyayangimu. karena setiap yang tulus tak perlu alasan. cukup berusaha melakukan yang terbaik untuk bersama. bukan terbaik hanya untukmu atau hanya untukku saja.

terimakasih, kamu.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
selamat malam yah,
malam ini udara terasa menusuk tajam di sekujur syaraf tubuhku.
entah kenapa aroma hujan malam ini menyumbat pernafasanku.

ayah,
apa dunia ini sebuas raja hutan?
apa kota ini terlalu sesak untuk melengkungkan senyum?
apa rumah ini terlalu sempit untuk kita bergandeng tangan?

ayah ini ayah terhebat di dunia. ayah yang ini ayah yang paling kuat di hidup kami. ayah ini ayah yang paling tangguh di hati kami. ayah yang tak pernah membagi duka. ayah yang selalu tersenyum dibalik lelahnya. ayah yang tak ingin orang-orang yang dicintainya tertegang pucat mengkhawatirkannya.

yah, terimakasih telah mengajarkan kekuatan paling hebat sedunia. bagaimana cara bertahan hidup. bagaimana cara tersenyum dibalik kerasnya hidup. bagaimana cara menjadi orang yang paling berkomitmen teguh dikehidupan.

yah, mungkin memang saat ini aku belum bisa membawakan bintang dan bulan buat malam ayah, belum bisa memberikan matahari dan awan sejuk di siang ayah, belum bisa mebawakan pelangi setelah hujan badai yang menghampiri ayah. tapi untuk terus membuat ayah tersenyum bahagia apapun akan aku lakukan.

untuk ayah pling hebat sedunia. semoga ayah semakin bahagia dan semakin tenang disana. kami disini selalu mendo'akan untuk kebahagiaan ayah. dan akan terus berusaha menjadi kebanggaan dihati ayah.

salam rindu dariku untukmu yang selalu dan tak pernah habis untuk dirindukan, ayah.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me



Holla, saya Melan. Kuli coding yang merangkap sebagai penulis diblog ini. Selain berbagi rasa, disini saya juga berbagi info-info menarik loh. Semoga bermanfaat buat temen-temen semuanya. Selamat membaca dan menikmati. Terima kasih, salam manis dan hangat ♥

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • Instagram

Categories

berbagimanisan foodhunter manisanmanis travelling

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (8)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
  • ►  2017 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2016 (9)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2015 (7)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2014 (7)
    • ▼  November (2)
      • angan tak terucap
      • Dua Puluh Dua
    • ►  Juni (2)
      • Hati adek ini bang...
      • Skripsinya.... Jangan Ngambek!
    • ►  Februari (1)
      • Cerita untuk Langit
    • ►  Januari (2)
      • Tanpa Karena
      • untuk Ayah terhebat di dunia
  • ►  2013 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (3)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2011 (11)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2010 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juli (2)

View

Friends

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose