­

angan tak terucap

08.45 / BY Melan Oktavia
Bersama angin semua angan terbang melayang. Hembusannya semilir namun menghilangkan. Jika habis semua anganku, untuk apa lagi aku dibukit seindah ini? Jangan lagi kau bawa pergi anganku. Jangan lagi kau hilangkan perlahan. Tak usah berjanji apa-apa. Aku hanya ingin lihat yang kau lakukan. Jika aku salah dengan semua anganku, akan ku pilih lagi angan yang akan akan ku angankan. Tapi jangan lagi di bawa angin. Nanti angin bisa katakan pada semua orang tentang anganku yang...

Continue Reading

Dua Puluh Dua

08.27 / BY Melan Oktavia
Dua puluh dua, kemarin. Bertambah dewasa sudah harus. Bertambah berat badan sudah pasti jangan. Hawa hangat terasa kedalam sukma kala kedua pipi dan kening ini dikecup dengan basuhan do’a dari wanita tersayang dan paling tercinta. Sedetik kemudian air menetes sedikit dari sudut mata yang tidak bulat tidak pula sipit ini. Seakan darah mengalir deras tapi tetap terasa hangat. Selesai pelukan itu, kami sama-sama mengusap ujung mata kami. Kami memang melankolis. Untaian do’a dan harapan terus...

Continue Reading

Hati adek ini bang...

09.45 / BY Melan Oktavia
Sebagian besar orang pasti pernah duduk dibangku taman kanak-kanak. Ya paling tidak mereka pasti tau apa itu taman kanak-kanak. Taman kanak-kanak adalah salah satu pendidikan usia dini yang berumur sekitar 4-6 tahun. Disana anak-anak diajak untuk belajar sambil bermain. Mengenal hitungan sambil bernyanyi. Membaca sambil bernyanyi. Melakukan gerak sambil berjoget-joget. Mengenal bentuk dengan menggambar. Mengenal warna dengan mewarnai. Dan masih banyak lagi hal mengasikan yang ada di taman kanak-kanak. Selain kepolosan anak-anak kecil yang menggemaskan,...

Continue Reading

Skripsinya.... Jangan Ngambek!

09.15 / BY Melan Oktavia
Sudah terhitung 3 bulan saya melakoni sebagai mahasiswi tingkat akhir berlabel galau skripsi. Seharusnya saya lebih beruntung dari teman-teman yang lain. Saya memiliki dosen pembimbing yang 1000x lipat jauh enaknya dari dospem dospem killer lainnya. Apapun yang saya ingin dibuat, beliau mengangguk dan menambahkan sedikit reverensi tambahan. Tapi... sudah 3 bulan ini juga skripsi saya hilang arah. Hilang semuanya. Hilang....... Ketika awal-awal dengan semangat juang 45 para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, saya juga punya...

Continue Reading

Cerita untuk Langit

09.17 / BY Melan Oktavia
Mendongak ke atas sana disiang hari takkan ada apa-apa. Ya paling tidak terkena butiran hujan atau menatap awan sendu bergerumul. Takkan ada pancaran sinar matahari yang muncul memanaskan mata bola pingpongmu. Tunjuk kelangit mendung itu, selain awan hitam, langit keabu-abuan, ada apa lagi disana? “Eh, ada senyum manis bulan sabit disana” “Tapi bukankah ini siang hari? Takkan mungkin ada bulan sabit terlihat” Ku ambil cermin dan ku arahkan pada parasmu, “coba saja kau lihat ke...

Continue Reading

Tanpa Karena

09.31 / BY Melan Oktavia
bukan dengan karena aku mengiyakanmu bukan dengan karena aku mau beriringan denganmu bukan dengan karena aku mau menggenggam tanganmu bukan dengan karena aku mau selalu disamping dan bukan dengan karena aku mau selalu mempercayaimu bukan karena kau setampan edward cullen bukan karena kau segagah jacob black bukan karena kau se-charming harry styles one direction bukan karena kau semenggemaskan anggry bird berwarna merah bukan karena kau selucu panda yang sedang memakan daun bambu dan juga bukan...

Continue Reading

untuk Ayah terhebat di dunia

09.03 / BY Melan Oktavia
selamat malam yah, malam ini udara terasa menusuk tajam di sekujur syaraf tubuhku. entah kenapa aroma hujan malam ini menyumbat pernafasanku. ayah, apa dunia ini sebuas raja hutan? apa kota ini terlalu sesak untuk melengkungkan senyum? apa rumah ini terlalu sempit untuk kita bergandeng tangan? ayah ini ayah terhebat di dunia. ayah yang ini ayah yang paling kuat di hidup kami. ayah ini ayah yang paling tangguh di hati kami. ayah yang tak pernah membagi...

Continue Reading