Hujan di siang hari

by - 23.14

Siang ini dengan mata terkantuk ku tatap layar monitor komputer. Ku coba untuk mengedip-ngedipkan mata. Tak berarti centil tapi hanya mencoba untuk tetap terjaga. Sedari pagi, awan memang mengkelabukan warnanya dan matahari bersembunyi di baliknya. Malu mungkin atau enggan untuk menyambut hari ini.

Tak terasa sudah setahun aku ditempat ini. Duduk manis sedari jam 08.00 pagi hingga jam 17.00, mengerjakan apa saja yang seharusnya ku kerjakan. Meski sering kali tak ku kerjakan dengan serius tapi masih ku selesaikan tepat waktu. Setahun yang lalu, aku bergelut dibidang yang sama, mengerjakan hal yang sama ditempat yang berbeda. Ditempat orang-orang yang berbeda watak. Ditempat orang-orang yang berbeda keunikannya. Perjalanan yang berbeda dan hidup yang semakin sangat menggemaskan.

Ku nikmati setiap perjalananku disini. Perjalananku sampai saat ini yang prosesnya menegarkan hati dan menyejukkan raga.

Seketika tetesan air dari langit jatuh membasahi jalan Sudirman. Banyak dan ditambah pula angin yang menyimpangkan lajur tetesan hujan. Menyegarkan angan yang bergerumul.

Dari lantai 23 digedung ini, ku lirikkan mataku ke luar jendela. Tak ku cium wewangian khas hujan seperti bau tanah yang spesial. Hanya hawa dingin yang menyeruak ke seluruh tubuh melepaskan penat sejenak. Mungkin karena aku berada terlalu tinggi hingga tak tergapai aromanya.

Ku tatap kearah bawah dibalik jendela, jarang sekali terlihat sepi jalanan ini. Cukup ramai tapi masih lebih tersendat saat jam pulang kerja. Ku hela nafas kemudian ku lepaskan perlahan. Ada sesuatu dalam hati yang tak terucap. Ada kata yang tersimpan rapi di kepala.

Ku butuh waktu tidur lebih banyak

titik

Gambar yang ku ambil dari lantai 23 gedung Wisma Keiai, sesaat setelah hujan deras berhenti

You May Also Like

0 komentar