Mengunjungi Museum Seni Rupa dan Keramik

by - 06.08

Hollaaa, weekend kali ini, aku dan sahabatku Wenty berkunjung ke Museum Seni Rupa dan Keramik. Museum ini berada di kawasan Kota Tua Jakarta, dekat dengan Museum Fatahillah. Jika teman-teman naik busway, kalian bisa turun di halte kota, kemudian berjalan kaki sekitar 5-10 menit untuk sampai kesini.

Museum Seni Rupa dan Keramik buka setiap hari Selasa - Minggu dari pukul 09.00-15.00 WIB. Harga tiket masuk perorang sangat terjangkau yaitu dikenakan biaya sebesar Rp. 5000,- untuk dewasa, sedangkan untuk mahasiswa Rp. 3.000, untuk pelajar dan anak-anak Rp. 2.000.

Setelah melewati tempat pembelian tiket masuk, kita akan disuguhkan pemandangan gedung kokoh dengan bagian atas depan berbentuk segitiga dan dibagian teras gagah berdiri pilar-pilar putih yang besar. Gedung ini memiliki arsitektur bangunan bergaya Neo Classic. Memasuki gedung, kita akan mengisi daftar pengunjung dan diberikan katalog museum seni jakarta. Didalam katalog tersebut, terdapat penjelasan tentang museum tekstil, museum wayang dan museum seni rupa & keramik.



Awal mulanya gedung ini dibangun sebagai kantor pengadilan Belanda tahun 1870. Pada masa revolusi fisik, gedung ini dimafaatkan sebagai asrama NMM (Nederlandsche Mission Militer) dan pada masa pendudukan jepang juga digunakan sebagai asrama militer. Selain itu, gedung ini juga pernah dimanfaatkan sebagai gudang logistik, sebagai kantor walikota Jakarta Barat (1970-1973) dan digunakan sebagai kantor dinas museum dan sejarah DKI Jakarta. Tahun 1976, presiden Soeharto meresmikan bekas gedung pengadilan ini sebagai balai seni rupa atas gagasan wakil presiden Adam Malik. Bagian sayap depan dari gedung di resmikan sebagai museum keramik oleh gubernur DKI Jakarta Ali Salidikin pada tahun 1977. Pada tahun 1990 Balai Seni Rupa dan Museum Keramik digabung menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik.

Diteras depan museum ini, kita disambut oleh 2 patung, yaitu patung Raden Saleh Sjarif Boestaman dan patung Sindudarsono Sudjojono.



 

Koleksi Museum 

Terapat banyak koleksi di museum ini, diantaranya koleksi seni lukis, seni patung, seni keramik dan tembikar dari berbagai masa. 
Koleksi lukisan dari Raden Saleh Sjarif Boestaman terdapat dilantai 2, ada juga karya-karya dari pelukis-pelukis terkenal lainnya, seperti S. Sudjojono, Basuki Abdullah, Heng Ngantung dan masih banyak lagi. Koleksi lukisan ini dibagi-bagi berdasarkan masa nya, yaitu Ruang Lukisan Tradisional, Ruang Raden Saleh, Ruang Masa Mooi Indie (1908-1936), Ruang Masa Persatuan Ahli Gambar Indonesia (1936).


Dihari Sabtu ini, ternyata banyak sekali pelajar yang sedang menyelesaikan tugas. Ada juga yang berkunjung untuk menikmati karya seni.





Koleksi patung juga dapat kita nikmati, ada patung khas bali, Dan patung kayu dari seniman modern.

Koleksi tembikar dari masa ke masa juga ada di museum ini. Tembikar merupakan benda yang terbuat dari tanah liat dan dibakar dengan suhu 350-700 derajat celcius. Koleksi tembikar di museum ini ada yang berasal dari kerajaan majapahit, tembikar dari Banten dan ada juga koleksi tembikar modern yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia.

Sedangkan untuk koleksi keramiknya, terdiri dari keramik-keramik kuno dan keramik modern. Koleksi keramik tertua di museum ini berasal dari Dinasti Tang (618-969).


Selain dari ruang-ruang koleksi tersebut, dimuseum ini terdapat pula fasilitas aula, perpustakaan, taman, souvenir shop, mushollah dan toilet.

Saat kemarin saya berkunjung ke sana, ternyata kita bisa juga belajar membuat gerabah. Keren kan? Selain dapat banyak pengetahuan tentang lukisan, patung, tembikar dan keramik. Kita juga bisa berekspresi membuat keramik sendiri.

Penasaran?
Yuk ajak temen-temen, sahabat-sahabat, adik, saudara dan semuanya untuk datang ke Museum Seni Rupa dan keramik. Kita bisa dapat banyak pengetahuan dan pengalaman disini loh.
#yukkemuseum

Salam Manis dan hangat 😊

You May Also Like

2 komentar

  1. #yukkemuseum
    Keep writing nyuk! Apalagi yang informatif begini 👍

    BalasHapus